Salah satu daya tarik acara adalah penampilan rumah tradisional era 70-an dari Desa Jatimulya. Kepala Desa Jatimulya, Entis Sutisna, menyebut hal ini sebagai sarana edukasi bagi generasi muda.
“Banyak anak-anak sekarang belum pernah melihat suasana rumah tempo dulu. Kalau sekarang masak pakai kompor gas, dulu masyarakat menggunakan hawu dengan kayu bakar. Lewat acara ini mereka bisa mengenal kembali kehidupan masa lalu yang sarat kearifan lokal,” katanya.
Selain itu, kegiatan ini juga menghadirkan layanan cek kesehatan gratis bagi warga serta kolaborasi dengan Dinas Pendidikan yang mengajak siswa melakukan observasi terhadap perkakas tradisional Sunda.
Harapan Ke Depan
Bupati Dony berharap Gelar Budaya Tegalkalong 2025 tidak berhenti hanya sebagai acara tahunan, tetapi bisa berkelanjutan.