Berdasarkan informasi yang diterima, Nessi menyebut tawuran itu dipicu oleh aksi saling mengejek antarsiswa. “Berawal dari saling ejek, akhirnya memicu konflik,” ujarnya.
Di sisi lain, setiap sekolah sebetulnya sudah memiliki Satuan Tugas Pencegahan Kekerasan yang dibentuk oleh Dinas Pendidikan.
Nessi mengatakan pihaknya akan memperkuat koordinasi dengan satgas tersebut.
“Kami akan mendorong satgas untuk meningkatkan pembinaan, pengawasan, dan membentuk ketahanan mental anak-anak agar menjauhi aksi kekerasan seperti ini,” pungkasnya.
Peristiwa ini menjadi pengingat bagi semua pihak, termasuk sekolah dan orang tua, untuk lebih sigap dalam mencegah dan menangani perilaku kekerasan sejak usia dini. (jpn)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News