Meskipun begitu, lanjut Cece, pihaknya tetap melakukan mediasi dan memberi penjelasan kepada para petani agar tidak salah paham.
“Kami tadi telah melakukan mediasi serta memberikan keterangan kepada para petani, hal ini agar tidak salah paham dan menyalahkan PDAM sebagai sumber kegagalan panen,” jelasnya.
Menurut Cece, sejak PDAM dibangun di wilayah Kecamatan Purwadadi, pihaknya selalu melakukan upaya perawatan saluran dengan pengerukan setiap musim panen atau dua kali dalam setahun.
“Dari tahun-tahun sebelumnya kita selalu upayakan pemeliharaan dalam waktu satu tahun itu dua kali. Untuk pelaksanaan itu kita sudah serahkan ke pihak Desa jadi semuanya itu dilaksanakan oleh desa,” jelasnya.
Cece menuturkan, PDAM Ciamis hanya memberikan dana untuk biaya perawatan saluran. Setiap perawatan anggaran yang digelontorkan sebesar Rp 3,5 juta.