Nonong juga menyoroti tantangan baru yang dihadapi SMK, seperti persaingan dengan PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) dan kebutuhan digitalisasi. Menurutnya, SMK tidak hanya perlu bersaing dari sisi jumlah siswa, tapi juga kualitas layanan.
“Bukan hanya soal jumlah siswa, tapi bagaimana mengubah paradigma pelayanan kepada masyarakat agar lebih dipercaya dan diminati,” tegasnya.
Ia menambahkan, transformasi paradigma tersebut penting agar orang tua tertarik menyekolahkan anaknya ke SMK, serta agar lulusan SMK siap menjawab tantangan perubahan zaman dan kebutuhan pasar kerja.
“SMK harus mampu mengubah paradigma layanan ke peserta didik agar kepercayaan publik meningkat. Ini kunci untuk menarik lebih banyak calon siswa,” tutup Nonong.
Sebelumnya, MKKS SMK Kabupaten Cianjur menggelar Musyawarah Anggota di Gedung Pertemuan Mardiyuana, Jalan Siliwangi, sebagai forum strategis menyusun program kerja dan memilih ketua MKKS baru untuk periode 2025–2028. Forum ini menjadi sarana penguatan sinergi antar-kepala sekolah demi peningkatan mutu pendidikan vokasi di Cianjur. (Mul)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News