JABARNEWS | SUBANG – Ratusan pemilik kolam air deras di wilayah Kecamatan Tanjungsiang dan Cisalak, Kabupaten Subang, terancam gulung tikar. Pasalnya, musim kemarau di 2018 lebih parah dibanding tahun sebelumnya.
Lukman (40) pemilik kolam ikan air deras di Kp. Campaka, Desa Buniara, mengaku tidak bisa berbuat banyak dampak musim kemarau kali ini. Dia mengaku memiliki pengalaman buruk, karena banyak ikan mereka mati akibat berkurangnya suplai air ke kolam miliknya.
“Musim kemaraunya lebih panas dari tahun 2017. Kalau dipaksakan tanam ikan, otomatis akan rugi,” kata Lukman kepada Jabarnews Sabtu (6/10/2018)
Menurut Lukman, kemarau panjang berimbas terhadap menurunnya debit sumber mata air di sungai yang berfungsi menyuplai air ke kolam.
“Di sini ada tiga sungai penyuplai air ke kolam warga. Sungai Cilengkrang, sungai Citeureup, dan Sungai Cikembang. Ketiga sungai ini debit airnya drastis menurun, makanya saya memilih gak tanam ikan, ” ucapnya
Hal senada dikatakan Ase Saepudin (47), pemilik kolam deras di Kp. Campaka. Akibat kemarau panjang, dia mengaku mengalami kerugian hingga mencapai ratusan juta akibat sebagian kolamnya tidak bisa berproduksi.
“Biasanya dari satu kolam bisa mencapai 16 ton, sekarang hanya 10 ton” kata As,e tanpa menyebutkan secara rinci nilai kerugiannya
Menghindari banyaknya kematian ikan, bapak dua anak ini memilih sebagian kolam miliknya dibiarkan mengering.
Kata Ase, kolam air deras merupakan kolam tempat pembesaran ikan yang airnya mengalir terus-menerus dalam jumlah tertentu.
“Kalau airnya kurang, otomatis kualitas dan oksigennya pasti berkurang,” ungkap Ase
Warga lainnya mengaku tidak dapat berbuat banyak, karena menyusutnya air sungai tersebut.
Warga berharap, Pemerintah Daerah sudah mempersiapkan solusi dan penanggulangan perubahan cuaca tersebut. Warga mengaku tidak hanya petambak kolam ikan yang terancam gagal produksi namun sektor pertanian juga ikut terancam.
“Kami dengan petani sawah itu satu aliran, jika petambak ikan tidak bisa produksi, petani sawah juga tidak bisa. Soalnya kami sama-sama membutuhkan air,” kata Wawan warga Kp. Buniara. (Mar)
Jabarnews | Berita Jawa Barat