“Artinya, walaupun jumlah penduduk miskin berkurang, rata-rata pengeluaran mereka makin jauh dari garis kemiskinan dan ketimpangan di antara penduduk miskin sendiri makin tinggi,” ujar Darwis.
BPS juga mencatat tingkat ketimpangan pengeluaran atau Gini Ratio di Jabar pada Maret 2025 sebesar 0,416, masih dalam kategori ketimpangan sedang. Di perkotaan tercatat 0,426, jauh lebih tinggi dibandingkan perdesaan yang hanya 0,323.
Namun secara umum, Gini Ratio menurun dibanding periode sebelumnya, menunjukkan adanya perbaikan distribusi pengeluaran di masyarakat kelas bawah.
“Secara kuantitatif, kemiskinan di Jawa Barat menurun. Namun secara kualitatif, kesejahteraan penduduk miskin belum membaik secara signifikan. Ini menjadi catatan penting bagi pembuat kebijakan,” tegas Darwis.(red)