Kesal dengan Pabrik Kerupuk di Sukabumi, Warga Pasang Portal

JABARNEWS | SUKABUMI – Protes atas aktivitas pabrik kerupuk, warga memasang portal di Kampung Cibolang Awinenggang, Desa Mangkalaya, Kecamatan Gunungguruh, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

Protes warga dengan pemasangan portal tersebut dimaksudkan agar truk pengangkut kerupuk bertonase besar tidak dapat melintas.

Warga khawatir jalan yang baru diperbaiki kembali rusak akibat dilindas truk. Pasalnya, selama ini truk tersebut selalu lalu-lalang di jalan lingkungan.

Seorang warga, Budi Raharjo (59) mengungkapkan permasalahan dengan pabrik kerupuk itu sudah berlangsung sejak tahun 2015 silam. 

Menurut dia, kekesalan warga memuncak lantaran pemerintah setempat beserta dinas-dinas terkait lamban merespons permasalahan tersebut.

Baca Juga:  Panwaslu Cilaku Cianjur Sebut Pengawasan Logistik Pemilu Berjalan Lancar

“Seharusnya saat ada mediasi antara warga yang protes dengan pihak pabrik kerupuk, itu langsung direspons tanpa harus berlama-lama dan bertele-tele,” katanya, Rabu (1/9/2021), dikutip dari iNews

“Bagusnya langsung sidak. Apalagi ada beberapa pengaduan dari masyarakat akibat pabrik kerupuk ini,” ujar Budi, menambahkan.

Mantan Kepala Desa Mangkalaya, Iang Ridwan (56) mengatakan, selama pabrik kerupuk itu berdiri tidak ada kontribusi apapun bagi masyarakat. 

“Ini tenaga kerja pabriknya saja kebanyakan ambil orang luar Sukabumi. Warga sekitar yang kerja enggak sampai lima orang,” ujar Iang.

Baca Juga:  BP2MI akan Libatkan Babinsa dan Bhabinkamtibmas untuk Cegah Pemberangkatan Pekerja Migran Ilegal

“Kita bukan ingin menutup tempat usaha orang. Kita maunya, kalau mau buka usaha di tengah-tengah masyarakat, ya harus berbaur dengan masyarakat,” tegas dia.

Pemilik pabrik kerupuk Endin Sugandi (55) mengakui, permasalahannya dengan warga di sekitar lokasi pabrik kerupuk memang sudah berlarut-larut. 

Dia pun mengaku sudah lelah dengan permasalahan yang tak kunjung mendapat titik temu. Bahkan, jika permasalahan ini terus saja bergulir, Endin lebih memilih pulang kampung ke Ciamis dan menutup usahanya tersebut.

“Usaha saya sudah jalan 12 tahun. Asalnya buat kerupuk makaroni, sekarang kerupuk biasa. Soal permasalahan sama warga, saya tanya itu warga yang mana?” katanya.

Baca Juga:  PLN Lakukan Penguatan Sistem Kelistrikan Lewat SUTT Kesugihan-Gombong

“Kalau soal kontribusi, saya siap saja asalkan jelas untuk apa. Kalau keluarkan uang untuk yang tidak jelas, saya tidak mau,” ujar dia.

“Saudara dan anak saya buka usaha di tempat lain enggak sampai seperti ini, normal-normal saja. Kalau sekarang jadinya harus bongkar muat di jalan, cukup jauh,” tuturnya.

“Saya harap portal bisa dibuka lagi biar usaha saya kembali lancar,” tukas Endin. (Red)