“Ini bagian dari upaya menjadikan desa sebagai poros pertumbuhan ekonomi kreatif, yang selaras dengan misi pembangunan berkelanjutan,” katanya.
Tak hanya itu, aset milik pemerintah daerah juga akan dioptimalkan untuk dimanfaatkan oleh komunitas seni budaya. Dengan demikian, mereka akan mendapatkan akses terhadap ruang-ruang ekspresi yang lebih inklusif dan representatif.
Dian juga menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor antara pelaku budaya, pemerintah, dan institusi pendidikan. Tujuannya adalah untuk menghidupkan kembali kegiatan seni, memperkuat warisan budaya, serta menarik partisipasi generasi muda.
“Ini adalah komitmen bersama untuk menjaga keberlanjutan ekosistem seni budaya di Kuningan,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua Yayasan Teater Sado, Edi Supardi, menyambut positif inisiatif tersebut. Ia menilai program ini sebagai ikhtiar kolektif untuk merumuskan arah kebijakan pelestarian tradisi serta mendorong kemajuan seni budaya lokal.





