JABARNEWS | BANDUNG – Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, menegaskan bahwa kritik masyarakat harus dijawab dengan kerja nyata, bukan sekadar pencitraan atau personal branding. Pesan tersebut ia sampaikan usai melantik 90 pejabat struktural baru di lingkungan Pemerintah Kota Bandung pada upacara resmi di Plaza Balai Kota Bandung.
Farhan mengingatkan bahwa amanah jabatan tidak hanya diucapkan di hadapan publik, tetapi juga dipertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT. Oleh karena itu, ia menuntut setiap pejabat memiliki integritas, loyalitas, dan tanggung jawab yang tinggi.
“Integritas dan loyalitas adalah kunci. Jabatan ini bukan sekadar fasilitas, melainkan bentuk pengabdian. Jangan pernah menyalahgunakan kewenangan, jadilah pemimpin yang amanah, jujur, dan setia pada NKRI serta masyarakat yang kita layani,” tegas Farhan di Bandung, Senin (25/8/2025).
90 Pejabat Baru Perkuat Struktur Pemerintahan
Pelantikan tersebut dihadiri Ketua DPRD Kota Bandung, Wakil Ketua I DPRD, Sekretaris Daerah, Kepala Kantor Regional III BKN, serta jajaran perangkat daerah, TP PKK, dan Dharma Wanita Persatuan.
Sejumlah posisi strategis diisi pejabat baru. Di antaranya, Sigit Iskandar sebagai Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga, Rulli Subhanudin sebagai Kepala Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang, Budi Rahmat Taufik sebagai Kepala Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Setda, Bira Gembira sebagai Kepala Bagian Tata Pemerintahan Setda, serta Henny Indriani sebagai Wakil Direktur Pelayanan RSUD Kota Bandung.
Selain itu, sembilan camat juga dilantik, antara lain Amiril Mu’minin (Bandung Kidul), Suharyanto (Sukasari), Rizka Arynai (Bandung Wetan), Wiwit Afiantoro (Lengkong), Evy Oktaviyanti (Mandalajati), Jon Heri (Andir), Agus Rahman (Cibiru), Siti Romlah (Cicendo), dan Atang Rachman (Antapani).
Dengan pengisian jabatan tersebut, Wali Kota berharap struktur pemerintahan semakin solid dan mampu mempercepat pelayanan publik hingga tingkat kecamatan dan kelurahan.
ASN BerAKHLAK sebagai Panduan Pelayanan Publik
Dalam sambutannya, Farhan menekankan pentingnya nilai dasar ASN BerAKHLAK—berorientasi pelayanan, akuntabel, kompeten, harmonis, loyal, adaptif, dan kolaboratif. Nilai itu, menurutnya, harus menjadi pegangan utama bagi setiap pejabat dalam bekerja.
“Jabatan ini bukan untuk glorifikasi, tetapi untuk melahirkan inovasi dan meneruskan program baik dari pendahulu. Jangan berhenti di situ, tambahkanlah nilai baru yang bermanfaat bagi masyarakat,” ujarnya.
Ia mengingatkan, pelayanan publik harus berorientasi pada kebutuhan warga, bukan kepentingan pribadi atau kelompok. Dengan demikian, kepercayaan publik terhadap pemerintah akan semakin kuat.
Persiapan Menghadapi Bonus Demografi 2026
Tidak hanya menyoroti soal integritas, Farhan juga mengingatkan tentang tantangan demografi yang dihadapi Kota Bandung. Dengan jumlah penduduk mencapai 2,6 juta jiwa dan tambahan 300–400 ribu orang keluar masuk setiap harinya, Bandung harus mampu memanfaatkan potensi usia produktif.
Pada tahun 2026, Pemerintah Kota Bandung berencana meluncurkan program insentif kependudukan untuk memudahkan masyarakat memperoleh kartu keluarga. Langkah ini bertujuan mendorong peningkatan produktivitas warga usia produktif sekaligus mempersiapkan kota menghadapi bonus demografi lima tahun mendatang.
“Kita harus memanfaatkan bonus demografi ini dengan meningkatkan produktivitas. Tetapi semua itu hanya akan menjadi jargon belaka tanpa kerja keras, dedikasi, dan integritas,” jelas Farhan.
Kritik Sebagai Pendorong Perubahan
Mengakhiri sambutannya, Farhan mengajak seluruh pejabat untuk tidak alergi terhadap kritik publik. Menurutnya, kritik harus dipandang sebagai dorongan untuk memperbaiki pelayanan dan meningkatkan kinerja, bukan sekadar direspons melalui media sosial.
“Jawab kritik dengan kerja nyata. Bukan personal branding, bukan glorifikasi. Publikasikanlah proses dan hasil kerja yang memberi manfaat nyata bagi masyarakat,” tegasnya.
Ia pun menyerukan seluruh pejabat agar bekerja bersama mewujudkan visi Kota Bandung yang “Unggul, Terbuka, Amanah, Maju, dan Agamis.” Dengan demikian, Bandung tidak hanya menjadi kota yang produktif, tetapi juga kota yang dipercaya warganya.(Red)