Untuk mencegah longsor serupa, Pemerintah Daerah Provinsi (Pemdaprov) Jabar mengalokasikan anggaran sebesar Rp200 juta guna pemasangan kawat bronjong di Zona 3 agar tidak berdampak ke Zona 4. “Tentu melalui mekanisme pengadaan yang akuntabel,” kata Herman.
Selain pemasangan kawat bronjong, upaya jangka panjang yang dilakukan adalah penghijauan di area TPA Sarimukti. Sebagai tahap awal, sebanyak 2.000 pohon akan ditanam di area lereng guna menyerap air dan memperkuat struktur tanah. “Hari ini dilakukan penanaman simbolis, dan minggu ini kami targetkan 2.000 pohon tertanam,” jelasnya.
Herman berharap, meskipun TPA Sarimukti merupakan tempat pembuangan regional, area tersebut tetap bisa hijau dan aman dari risiko longsor. “Jika lereng-lerengnya hijau, mudah-mudahan tidak ada longsoran tanah. Longsoran yang terjadi kemarin pun merupakan longsoran sampah,” tambahnya.
Saat ini, kapasitas TPA Sarimukti hampir penuh. Zona 1 dan Zona 4 sudah tidak bisa menampung sampah lagi, sementara Zona 2 terisi 90% dan Zona 3 mencapai 80%. Untuk mengatasi keterbatasan ini, Pemprov Jabar sedang menyelesaikan pembukaan Zona 5 seluas 6,3 hektare.
“Saat ini pekerjaan utama sudah selesai, tinggal pemasangan membran. Mudah-mudahan Mei 2025 bisa beroperasi,” ungkap Herman. Dengan tambahan ruang di Zona 5, serta sisa kapasitas di Zona 2 dan 3, masa pakai TPA Sarimukti bisa diperpanjang hingga Juni 2028. “Targetnya, awal 2028 Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Legoknangka sudah bisa beroperasi,” pungkasnya.