PJT II mengandalkan dua perangkat pemantauan otomatis untuk mengawasi kondisi bendungan. Strong Motion Accelerometer mendeteksi percepatan gempa yang dirasakan tubuh bendungan, sementara Geodetik Monitoring System memantau pergerakan eksternal bendungan secara real-time.
Hasilnya, kata Anom, tidak ditemukan anomali. “Kondisi waduk masih dalam batas aman, tetapi monitoring tetap kami lanjutkan karena sudah terjadi enam hingga tujuh gempa susulan,” ucapnya.
Tak hanya Jatiluhur, PJT II juga melakukan pemeriksaan terhadap dua bendungan lain yang dikelola Unit Wilayah 4, yakni Bendungan Kamojing di Karawang dan Cipancuh di Subang.
Selain itu, pemantauan diperluas hingga ke tanggul-tanggul penutup atau daik di Pasir Gombong, Urug, dan Ciganea. “Semua masih terkendali,” kata Anom.