Ia menambahkan, pelaku dikenal suka mengumandangkan azan dan menjalankan aktivitas keagamaan dengan tekun, sehingga banyak warga tidak menyangka Aceng bisa terlibat dalam aksi kekerasan seperti ini.
Kepala desa menduga, masalah rumah tangga menjadi latar belakang tragedi ini. Aceng diketahui tinggal terpisah dari istrinya dan anak mereka. Sementara anak mereka selama ini diasuh oleh keluarga istri di rumah tempat peristiwa berdarah itu terjadi. Aceng hanya sesekali datang untuk menjenguk.
Namun, karena pelaku telah meninggal dunia dan sebagian besar korban belum bisa dimintai keterangan, motif pasti dari aksi keji ini masih belum terungkap sepenuhnya.
Dari lima korban pembacokan, satu anak telah pulih dan diperbolehkan pulang. Sementara korban lainnya masih dirawat secara intensif di rumah sakit dan belum bisa dimintai keterangan oleh pihak berwajib. (Red)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News