JABARNEWS | BANDUNG – Meski berbagai pelatihan keterampilan rutin digelar pemerintah, keberhasilannya kerap terhenti di ruang seminar. Tanpa pendampingan dan tindak lanjut yang berkelanjutan, semangat peserta mudah padam sebelum benar-benar bertransformasi menjadi pelaku usaha mandiri. Karena itu, DPRD Kota Bandung menilai, pelatihan seharusnya menjadi awal dari perjalanan panjang pemberdayaan ekonomi warga, bukan sekadar formalitas kegiatan.
Anggota Komisi IV DPRD Kota Bandung, H. Soni Daniswara, S.E., menegaskan bahwa dewan menyokong penuh program pelatihan yang digelar setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) sebagai upaya mendukung peningkatan keterampilan warga untuk memulai usaha.
“DPRD berharap OPD menindaklanjuti hasil pelatihan dengan pendampingan selepas pelatihan usai,” ujar Soni saat menjadi narasumber pelatihan “Fasilitasi Bantuan Pengembangan Ekonomi Masyarakat melalui pelatihan katering dan digital marketing bagi warga Babakan Ciparay dan Bojongloa Kaler”, di Hotel Santika, Selasa, 21 Oktober 2025.
Menurutnya, keberhasilan sebuah pelatihan akan diuji dari sejauh mana hasil pembelajaran teori dapat diterapkan dalam praktik lapangan. Ia mendorong agar peserta pelatihan dikumpulkan dalam satu wadah komunitas lintas keterampilan untuk saling mendukung.
Sinergi Keterampilan, Membangun Ekosistem Usaha Baru
Soni menjelaskan, program pelatihan keterampilan akan menjadi sia-sia bila tidak diikuti proses inkubasi berkelanjutan. Agar hasilnya optimal, dibutuhkan narasumber yang benar-benar memahami dinamika dunia usaha, terutama mereka yang telah terjun langsung ke pasar digital.
“Misalkan pastry sebagai sebuah produk usaha. Tentu tidak bisa langsung menghasilkan keuntungan. Ada proses yang harus dilalui, dan ada elemen lain yang harus dilengkapi untuk memulai usaha. Gabungkan mereka dengan peserta pelatihan desain produk. Setelah itu, gabungkan dengan peserta digital marketing. Sehingga semua saling melengkapi dan siap memasuki pasar,” jelas Soni.
Pendekatan kolaboratif seperti itu, lanjutnya, dapat menciptakan ekosistem wirausaha baru yang lebih kuat. Setiap keterampilan saling melengkapi — mulai dari produksi, desain, hingga promosi digital. Inilah konsep pemberdayaan masyarakat yang berorientasi pada hasil konkret dan berkelanjutan.
Merespons Pergeseran Pasar di Era Digital
Memasuki era digital, pola konsumsi masyarakat telah mengalami perubahan drastis. Soni mengutip hasil survei tahun 2024 yang mencatat 68 persen pasar offline kini tergerus pasar online. Di ranah digital, konsumen dengan mudah mencari alternatif produk dan membandingkan harga secara instan.
Kondisi ini menuntut pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk lebih adaptif.
“Saat ini semua orang bisa mengakses data dan tren peluang usaha di ekosistem digital. Semakin memahami kinerja sistem digital, peluang untuk mendapatkan keuntungan semakin terbuka,” tutur Soni.
Ia berharap setiap peserta pelatihan digital marketing dapat langsung menerapkan ilmunya secara nyata.
“Saya harapkan, pulang dari pelatihan ini masing-masing peserta harus punya satu toko digital,” tegasnya.
Melalui langkah konkret itu, Soni yakin warga akan mampu menembus batas pasar lokal dan bersaing di pasar digital yang lebih luas.
Dorongan DPRD untuk Kebijakan dan Pendampingan Berkelanjutan
Sementara itu, Elton Agus Marjan, Anggota Komisi IV DPRD Kota Bandung lainnya, menyoroti kekurangan yang masih muncul dalam pelaksanaan pelatihan, yakni minimnya tindak lanjut bagi peserta setelah kegiatan selesai.
> “Ke depan kita buat regulasi yang bisa membuka peluang tindak lanjut setelahnya. Harus ada bimbingan pasca pelatihan, supaya ilmunya bisa langsung dipraktikkan,” ujarnya pada Selasa, 21 Oktober 2025.
Elton menekankan bahwa semangat peserta harus dijaga agar tidak hilang setelah pelatihan berakhir. Menurutnya, motivasi dan pembinaan lanjutan merupakan kunci agar peserta benar-benar mampu menjalankan pengetahuan yang telah diperoleh.
DPRD Kota Bandung, lanjutnya, akan terus mengapresiasi program pengembangan keterampilan warga yang berdampak pada peningkatan ekonomi dan pemberdayaan masyarakat.
“Otomatis PAD Kota Bandung juga naik. Mudah-mudahan program demi peningkatan ekonomi warga Kota Bandung ini bisa terus digulirkan dan DPRD akan selalu menyiapkan anggarannya,” ujar Elton menutup pernyataannya.
Dengan dukungan regulasi, pendampingan, serta kolaborasi lintas bidang keterampilan, DPRD optimistis pelatihan-pelatihan yang digelar tak lagi sekadar acara seremonial, melainkan menjadi gerakan nyata menuju kemandirian ekonomi warga Kota Bandung.(Red)





