Pengamat Politik Unikom: Pelaksanaan Kampanye Daring Kurang Efektif

JABARNEWS | BANDUNG – Pengamat Komunikasi Politik dari Universitas Komputer Indonesia (Unikom), Adiyana Slamet menilai pelaksanaan pilkada di tengah pandemi Covid-19 dengan metode kampanye secara daring dirasa kurang maksimal dan efektif.

Oleh karena itu, dia memgatakan, para kontestan harus mampu memanfaatkan serta memaksimalkan media daring pada pilkada kali ini. Para kontestan, lanjut dia, harus memiliki inovasi serta kreativitas saat menyampaikan visi misi, serta mempromosikan programnya.

Baca Juga:  Warga Temukan Mayat Perempuan di Depan Hotel Krisna Pantai Barat Pangandaran

“Pandemi ini bertepatan dengan pilkada, dan memberikan warna lain dan tantangan baru yang harus dihadapi oleh seluruh kontestan di berbagai daerah,” kata Adiyana saat dihubungi, Sabtu (7/11/2020).

Dia menjelaskan, saat ini masyarakat di Jabar yang aktif di media sosial menembus angka 32 persen dari jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT). Sehingga, sambung Adiyana. hal tersebut bisa menjadi acuan bagi para kontestan untuk memberikan informasi politik pada segemntasi pemilih pemula dan generasi milenial.

Baca Juga:  Demi Bangun Situs Batutulis, Pemkot Bogor Gelontorkan Anggaran hingga Rp16 Miliar

“Segmentasi tersebut sebagai lumbung suara. Terlebih banyak generasi milenial yang aktif terlibat,” jelasnya.

Disamping itu, ungkap Adiyana, media sosial seringkali disalah gunakan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Para oknum, tambah dia, sering memanfaatkan limpahan informasi guna menjatuhkan pesaing dengan menebar hoaks atau isu-isu politik identitas.

Baca Juga:  Gempa Tektonik 4,8 Guncang Sinabang Aceh, Dirasakan Masyarakat dan Tidak Potensi Tsunami

“Media daring justru sering digunakan untuk menjatuhkan lawan politik dengan memanfaatkan isu SARA, hoaks dan black campaign,” tutupnya. (Rnu)