Camat Pagelaran, Reki Nopendi, menyebut bahwa cuaca ekstrem yang masih terjadi memperparah kondisi pergeseran tanah. Selain merusak rumah warga, bencana ini juga berdampak pada infrastruktur jalan antar desa dan kecamatan.
“Jalan penghubung mengalami keretakan dan amblas. Warga kesulitan membawa hasil bumi karena kendaraan tidak bisa melintas,” jelasnya.
Menurut data sementara, dari 200 rumah yang rusak, sebanyak 66 unit mengalami kerusakan berat, sehingga tidak memungkinkan untuk ditinggali. Para penghuninya telah mengungsi ke rumah kerabat atau tempat yang dianggap aman.
Pemerintah kecamatan dan tim BPBD terus memantau kondisi lapangan, serta menghimbau warga yang masih bertahan di rumah rusak ringan agar siaga dan segera mengungsi saat hujan lebat turun, terutama pada malam hari saat risiko meningkat.
“Keselamatan warga adalah yang utama. Kami terus ingatkan agar tidak menunggu situasi memburuk untuk mengungsi,” tegas Reki. (Red)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News