“Di sana, estetika tidak berhenti di panggung-panggung seni, melainkan mengalir hingga ke wajah kota,” ucapnya.
Ia menjelaskan bahwa masyarakat Bali menata gerbang, jalan, trotoar, hotel, hingga pantai dengan sentuhan seni. Menurutnya, hal itu membuat Bali memiliki branding wisata seni yang kuat.
Dedi berharap Pangandaran mampu meniru cara tersebut dengan mengangkat budaya lokal sebagai kekuatan utama.
Pemerintah Provinsi Jawa Barat juga menyusun konsep tata bangunan untuk Pangandaran. Dedi ingin rancangan itu menampilkan keseragaman estetika antara bangunan, trotoar, dan drainase, sehingga menciptakan lingkungan yang rapi dan berkarakter.
“Supaya Pangandaran punya karakter yang khas, bangunannya seragam, trotoarnya seragam, drainasenya tertata, hingga punya branding tersendiri,” ujarnya.





