“Jika di tingkat desa dengan dinamika politik yang paling sensitif saja bisa berhasil, maka sangat mungkin diterapkan ke Pemilu Legislatif, Pilpres, hingga Pilkada,” ujar Ono.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMDesa) Jawa Barat, Ade Afriandi, menyebut efisiensi teknis tersebut berbanding lurus dengan meningkatnya partisipasi pemilih.
Berdasarkan data rekapitulasi, Desa Cadaskertajaya mencatat tingkat partisipasi tertinggi mencapai 91 persen dari total 2.478 daftar pemilih tetap (DPT).
“Partisipasi pemilih di Desa Cadaskertajaya mencapai angka fantastis 91 persen. Sementara Desa Balongsari mencatatkan kehadiran 84,11 persen dan Desa Tanjungmekar sebesar 82 persen,” kata Ade.
Selain berhasil menekan angka golput, sistem Pilkades elektronik juga dinilai ramah terhadap kelompok rentan. Ade mencontohkan praktik baik di Desa Wanakerta yang menerapkan layanan jemput bola bagi pemilih dengan kebutuhan khusus.





