“Sejak kejadian itu keluarga sudah menerima dengan baik. Mereka menerima bahwa ini adalah musibah dan ketentuan dari Allah,” ujarnya.
Korban sendiri tercatat sebagai santri kelas 11 SMK. Sebelumnya, ia pernah mondok di pesantren lain dan pindah ke ponpes tersebut setelah masuk SMK. Namun, belakangan sempat pulang ke rumah untuk menjalani pengobatan.
Pihak ponpes mengaku sangat terkejut ketika mendengar kabar MA mengakhiri hidup. Kendati demikian, mereka tetap menganggapnya sebagai takdir.
“Sangat kaget sekali. Tapi karena kita orang beriman, ini mungkin ketentuan terbaik untuk beliau,” tambah Nandang.
Ponpes juga ikut membantu prosesi pemakaman serta terus mendoakan almarhum. “Sejak saat itu, pihak pesantren terus mendoakan almarhum,” pungkasnya. (Red)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News





