Sangat memperihatinkan, saat Dasep dan keluarganya hanya bisa mengandalkan belas kasih tetangganya untuk sekadar menyambung hidup.
Pilu, begitu ungkapan saat melihat Ibu Uju. Dia hanya bisa menangis meratapi konsidisi hidupnya. Sesekali dia bersedih, memikirkan nasik ke-12 anaknya.
Harta benda yang dimilikinya hanya rumah tempat bernanungnya. Kondisinya menyayat mata yang memandang.
Rumah biliknya itu tak memiliki kaca jendela karena sudah pecah. Lantainya pun terbuat dari kayu yang sudah rapuh sehingga banyak yang sudah berlubang.
Ibu Uju tak kuasa menahan tangisnya saat menceritakan kondisi hidupnya yang sulit.