Selain Salurkan Hobi, Begini Cara Pemancing Jaga Silaturahmi

JABANEWS | PURWAKARTA – Hidup sehat berdampingan dengan virus corona di Masa Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) atau new normal, kegiatan memancing masih menjadi pilihan warga.

Masyarakat kini membutuhkan olah raga rekreatif demi memenuhi kesehatan di tengah pandemi. Kegiatan memancing ikan kini masih dianggap relevan karena memancing itu sendiri sebenarnya sudah mengindahkan protokol kesehatan, yaitu dengan jaga jarak.

Tidak hanya menyalurkan hobi dan olahraga kegiatan memancing kerap dijadikan sejumlah orang untuk ajang silaturahmi antar sesama pemancing, dengan menggelar kegiatan Mancing Bareng (Mabar) secara perorangan hingga melibatkan sejumlah komunitas mancing sebagai pesertanya.

Kegiatan Mabar, biasanya diatur oleh panitia yang dibentuk sebelumnya untuk menjadwalkan waktu dan tempat hingga teknis atau aturan dalam Mabar tersebut.

“Meskipun sebagi ajang silaturahmi, Mabar ini tapi tetap harus adil atau netral, misalnya, tempat duduk pemancing diberi nomor dan pengambilannya di kocok oleh panitia. Jadi tidak bisa asal duduk atau memilih sendiri spot mancingnya” ungkap Kece (37) panitia salah satu komunitas mancing saat menggelar mabar di perairan Waduk Cirata. Pada Minggu (26/7/2020).

Baca Juga:  Pimpinan Ponpes Al-Muhajirin Purwakarta Tanggapi Pembatalan Keberangkatan Haji

Sebagai hiburan atau untuk menarik minat peserta mabar, sambung Kece, terdapat hadiah sesuai katagori.

Untuk hadiah, kata dia, diambil dari uang pendaftaran yang dipunggut dari setiap peserta mabar.

“Katagori yang umum diperebutkan, misalnya ada juara induk nila, juara induk non nila, dan juara total berat atau hasil terbanyak ikan yang didapat. Untuk besaran hadiah, itu variatif tergantung dana yang terkumpul,” jelas Kece.

Sementara, Dadan Axi (35) peserta mabar asal Bandung mengatakan, dengan adanya kegiatan mabar, komunikasi hingga tali persaudaraan antar pemancing semakin terjalin meski sebelumnya tidak saling mengenal.

Baca Juga:  Polisi Tangkap Peneliti BRIN AP Hasanuddin Soal Ancam Bunuh Umat Muhammadiyah

Diungkapkannya, Mabar sendiri biasanya terbuka untuk umum tanpa menjadikan komunitas atau asal daerah pemancing menjadi penghalang.

“Tidak ada syarat khusus, peserta bebas dari mana saja, karena mabar itu sejatinya untuk silaturahmi bahkan jadi menambah saudara hanya karena kita satu hobi dan bertemu di lokasi pemancingan,” ungkap Dadan.

Menurutnya, kegiatan mabar sering digelar setiap komunitas pemancing dan sudah sering dilakukan hampir diseluruh perairan atau waduk yang ada di Jawabarat. Sehingga tali persaudaraan antar pemancing tersebut pun semakin luas tanpa membedakan asal daerah pemancing.

“Semua perairan sering jadi tempat mabar, misal Waduk Saguling, Jatigede, Cirata dan Jatiluhur. Karena pesertanya bebas, kita jadi banyak kenal pemancing asal, Purwakarta, Cianjur, Sukabumi, Lembang, dan daerah lainnya,” ucap Dadan.

Baca Juga:  Dua Pekan PSBB Bandung, Ribuan Pengendara Dicegat Polisi Dipaksa Putar Balik

Sekedar untuk diketahui, sambung dia, selain menyalurkan hobi hingga menjadikan mancing sebagai ajang silaturahmi, para pemancing juga kerap melakukan aksi sosial dalam melestarikan air sebagai sumber kehidupan hingga melakukan tabur benih ikan di perairan yang umumnya berpungsi sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air(PLTA) itu.

Seperti yang kerap dilakukan sejumlah komunitas mancing, melakukan pembersihan atau kerja bakti mengangkat eceng gondok di perairan waduk Jatiluhur.

“Itu biasanya sudah masuk agenda setiap komunitas mancing, membersihkan eceng gondok atau tabur benih ikan. Kita tahu, perairan yang ada ini merupakan sumber kehidupan, jadi keberadaan pemancing juga bukan hanya sekedar menyalurkan hobi tapi juga dapat menjaga kelestarian alam khususnya air,” ucapnya. (Gin)