Sebagai bentuk pemogokan digital, para pengemudi melakukan offbid massal, yaitu menonaktifkan aplikasi sejak tengah malam hingga malam hari berikutnya. Langkah ini diambil sebagai bentuk desakan nyata kepada perusahaan aplikator agar mendengar suara para mitra.
Spanduk-spanduk tuntutan terbentang di tengah aksi. Orasi penuh semangat dan bunyi klakson menggema, sementara panas terik matahari tak menyurutkan semangat mereka yang menginginkan perubahan.
“Kami mohon maaf kepada warga Purwakarta jika hari ini aktivitas Anda terganggu. Tapi ini perjuangan kami untuk masa depan yang lebih layak,” lanjut Iman.
GAOP menyampaikan dua tuntutan utama: pertama, adanya payung hukum yang jelas bagi pengemudi ojek online agar tidak terus-menerus berada di zona abu-abu ketenagakerjaan. Kedua, mereka meminta penetapan tarif yang layak oleh pemerintah, bukan semata ditentukan oleh kebijakan sepihak dari aplikator.
“Kalau tidak ada tindak lanjut dari pemerintah dan perusahaan, kami siap melakukan aksi lanjutan yang lebih besar,” tandas Iman menutup pernyataannya.