“Ketika komponen mineral itu bergabung, tercipta material perekat yang sangat kuat. Ini menjelaskan mengapa batu-batu di situs ini tidak mudah bergeser, walau tak menggunakan semen seperti bangunan modern,” jelasnya.
Temuan ini memperkuat dugaan bahwa peradaban yang membangun Gunung Padang memiliki kemajuan teknologi arsitektur dan ilmu material yang jauh lebih canggih dari yang selama ini diyakini. Bahkan, situs ini diduga lebih tua dari Piramida Giza di Mesir.
Dalam tahap penelitian selanjutnya, tim akan fokus memetakan keberadaan semen purba di setiap teras Gunung Padang untuk memahami sejauh mana teknik ini diterapkan dalam konstruksi struktur.
“Ini membuktikan bahwa nenek moyang kita sudah memiliki pemahaman tinggi dalam memanfaatkan material mineral sebagai teknologi bangunan. Gunung Padang adalah warisan yang bisa mengubah narasi sejarah arsitektur kuno dunia,” tutup Ali. (Red)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News