Lebih lanjut, Djuhandhani mengungkapkan bahwa penyidik telah memiliki suspek tersangka dalam kasus ini. Namun, pihaknya masih terus melakukan pendalaman dengan pemeriksaan lebih lanjut.
“Pembuktian terkait perkara pemalsuan ini membutuhkan proses yang teliti. Kami masih mengumpulkan bukti dari para ahli dan hasil uji laboratorium untuk memperkuat penetapan tersangka,” jelasnya.
Kasus dugaan pemalsuan SHGB ini terungkap saat penyidik sedang menangani kasus serupa di Desa Segarajaya, Kecamatan Taruma, Kabupaten Bekasi. Kedua desa tersebut berada dalam lokasi yang berdekatan.
Pada Senin (25/2), Brigjen Pol. Djuhandhani mengungkapkan bahwa pihaknya telah memeriksa 12 orang yang terdiri dari lembaga terkait, instansi pemerintahan, perangkat desa, dan masyarakat setempat. Pihak PT Mega Agung Nusantara juga telah dimintai klarifikasi terkait dugaan pemalsuan ini. (Red)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
