Selain itu, pemantauan deformasi permukaan dengan alat EDM dan GNSS menunjukkan adanya pola inflasi atau penggembungan permukaan yang menandakan akumulasi tekanan di kedalaman dangkal.
“Pola inflasi ini bisa memicu erupsi freatik mendadak, meskipun belum terdeteksi gejala vulkanik signifikan,” jelas Wafid.
Data pengukuran dari stasiun Multi-GAS permanen dan portabel menunjukkan bahwa kandungan gas seperti CO₂, SO₂, dan H₂S masih dalam ambang batas normal. Belum ada perubahan mencolok yang terdeteksi hingga hari ini.
“Dengan seluruh data yang kami himpun, status Gunung Tangkuban Parahu tetap berada pada Level I (Normal),” jelas Wafid.
Meski berstatus normal, masyarakat tetap diminta tidak lengah. Badan Geologi mengimbau agar tidak mendekati dasar kawah, tidak berlama-lama di area kawah aktif, dan segera menjauh jika tercium bau gas menyengat atau terlihat peningkatan asap.