JABARNEWS | BANDUNG – Tokoh masyarakat, budayawan, veteran, hingga organisasi pemuda Kota Bandung berkumpul di Asrilia Hotel pada 5 Juli 2025. Mereka menghadiri Sarasehan Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) dan Kesatuan Nasional yang mengusung tema “Pemantapan Persatuan dan Kesatuan serta Etika Berbangsa Menuju Bandung UTAMA”.
Kegiatan ini menjadi ruang dialog lintas elemen untuk mempererat kohesi sosial. Selain itu, forum ini juga menguatkan kembali semangat kebangsaan yang menjadi perekat kehidupan bermasyarakat di Kota Kembang.
Menggelorakan Semangat Bandung UTAMA
Hadir dalam acara ini, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kota Bandung, para tokoh dan budayawan, veteran, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), serta organisasi kemasyarakatan pemuda (OKP).
Ketua FPK Kota Bandung, Tjatja Kuswara, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan implementasi Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Ia menilai, nilai-nilai yang tertuang dalam Ketetapan MPR perlu terus digelorakan, khususnya di Kota Bandung.
“Visi dan misi Bandung UTAMA—Unggul, Terbuka, Amanah, Maju, dan Agamis—perlu kita wujudkan bersama. Semangat ini harus terasa di semua lini masyarakat,” tegasnya.
Dukungan Penuh dari DPRD Kota Bandung
Sekretaris Komisi I DPRD Kota Bandung, Susanto Triyogo Adiputro, S.ST., M.T., menyampaikan apresiasi yang tinggi atas terselenggaranya kegiatan ini. Menurutnya, agenda FPK yang menghadirkan tokoh kebudayaan dari berbagai wilayah menjadi sarana strategis untuk memikirkan masa depan Bandung, Jawa Barat, bahkan Indonesia.
“DPRD Kota Bandung mempunyai tanggung jawab besar. Kita harus memastikan generasi kita, anak cucu kita ke depan, memiliki karakter yang kuat, karakter bangsa,” ujarnya.
Ia menambahkan, warisan perjuangan para pendiri bangsa harus terus dijaga. Dengan demikian, negara bernama Indonesia akan tetap ada, utuh, dan terus berkibar menuju Indonesia Emas 2045.
Menatap Masa Depan Bersama
Melalui forum ini, para peserta tidak hanya membahas isu kebangsaan, tetapi juga meneguhkan komitmen menjaga persatuan di tengah keberagaman. Semangat kebersamaan yang lahir dari sarasehan ini diharapkan menjadi energi kolektif untuk membangun Bandung yang lebih unggul, terbuka, amanah, maju, dan agamis.
Dengan dialog yang terbuka dan melibatkan banyak pihak, kegiatan ini membuktikan bahwa semangat pembauran kebangsaan bukan sekadar wacana. Ia hidup, tumbuh, dan terus bergerak bersama masyarakat.(Red)