Kekhawatiran itu terbukti ketika dapur mulai beroperasi pada awal September 2025 dan memproduksi 3.000 hingga 4.000 porsi makanan per hari.
“Kami sempat menolak, tapi tetap saja berjalan. Bahkan saat truk sampah mengangkut limbah dapur di depan rumah, bau menyengat makin terasa,” tuturnya.
Selain masalah bau, warga juga mempertanyakan legalitas operasional dapur. Mereka meminta pengelola menunjukkan izin, namun hingga kini dokumen tersebut belum pernah ditampilkan.
“Bangunannya juga ada penambahan tanpa izin. Jadi bukan cuma bau, tapi soal izin pun bermasalah,” kata Adam. (ant)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News