Wow, Insentif Guru Honorer Kota Banjar Jadi Rp 700 Ribu?

JABARNEWS | KOTA BANJAR – Kabar gembira bagi para guru honorer di Kota Banjar. Rencana Pemkot Banjar untuk meningkatkan kesejahteraan guru honorer yang semula Rp 250 ribu per bulan menjadi Rp 700 ribu per bulan.

Ketua Harian PGRI Kota Banjar, Dadang Darul mengatakan, Disdikbud belum mengarah atau menyebutkan nominal, saat perwakilan honorer guru menemui sejumlah pejabat di dinas tersebut, pasca demo yang dilakukan pada Rabu, 26 September lalu.

“Memang benar, Pemkot Banjar siap mengakomodir tuntutan honorer. Salah satunya soal peningkatan kesejahteraan. Cuma, yang saya tahu ketika mengawal honorer yang kembali menemui pejabat kota dan pejabat dinas terkait, tidak mendengar dijanjikan sampai menyebutkan nominal menjadi Rp 700 ribu,” ujarnya.

Jadi, lanjut Dadang, dirinya tidak mengetahui soal adanya wacana peningkatan kesejahteraan honorer guru diakomodir sebesar itu. Namun yang jelas, Pemkot Banjar untuk merealisasikan itu diperlukan kajian mendalam.

Baca Juga:  Pemkab Karawang Lakukan Penataran Dasar Kedisiplinan Pada Pelajar

“Ya memang itu ditegaskan pemkot, baru sebatas akan mengkajinya dulu. Ya tidak tahu juga, jika perwakilan honorer menemui lagi Disdik tanpa dibarengi kami dari PGRI,” tandasnya.

Namun, menurut Dadang, kalau pun betul pemkot sudah berani menyebutkan nominal sebagaimana kabar yang dikatakan perwakilan honorer guru, seharusnya pihak honorer berkoordinasi kepada PGRI. Sehingga, jika ada pihak lain yang menanyakan, maka PGRI pun bisa menjawabnya.

Sebab, pada prinsipnya PGRI sebagai organisasi profesi guru, mensyukurinya dengan adanya wacana kenaikan sebesar itu, dan siap mengawalnya sampai berhasil terwujud, atau Pemkot Banjar bisa merealisasikannya mulai tahun anggaran 2019.

Dadang menambahkan, sebenarnya sebelum menemui kembali pejabat dinas kota dan pejabat dinas terkait di kantor Setda pada tanggal 26 September itu, forum guru honorer menginformasikan kepada PGRI akan mengerahkan segenap honorer. Hal itu dilakukan untuk menagiih janji, terkait tuntutan aksi damai.

Baca Juga:  Gerombolan Geng Motor Bikin Resah, Polisi Tangkap Siswa yang Ugal-ugalan di Kota Bandung

“Intinya, kami PGRI diajak ikut untuk mengawalnya menemui Walikota Banjar. Atas rencana forum honorer itu, saya memberikan saran agar tidak usah melakukan hal demikian dulu, tetapi tunggu realisasi atau keluarnya surat jawaban walikota dari hasil audensi yang dilaksanakan honorer waktu acara aksi damai,” terangnya.

Karena, menurut Dadang, bagaimanapun permohonan mengenai penambahan atau peningkatan kesejahteraan honorer guru adalah fokus yang utama, sebab permasalahan yang lainnya merupakan bentuk dorongan dari PGRI kepada pemkot untuk ditindaklanjuti ke pusat.

Sedangkan, persoalan anggaran tentunya perlu pembahasan dan kajian yang hati-hati antara pemkot dan DPRD. Sehingga, keputusan atau kebijakan yang diambil nantinya benar-benar memenuhi unsur kepentingan antara yang memohon dengan pemerintah selaku yang dimohon.

Baca Juga:  Kadis Perkim Serdang Bedagai Terkonfirmasi Positif Covid-19

“Dengan demikian, berikanlah ruang dan waktu yang ideal terhadap pemkot untuk mengkaji harapan kita tersebut. Adapun untuk agenda hari Rabu 26 September itu, jika tidak bisa ditunda, sifatnya klarifikasi dulu, bukan untuk menagih janji, dan itu pun cukup perwakilan pengurus tanpa melibatkan partisipasi anggota untuk sama-sama ikut hadir,” katanya.

Karena pada prinsipnya, pada saat audensi dengan Asda dan Kadisdik hanya berfungsi sebagai fasilitator, bukan penentu kebijakan dari persoalan yang diajukan honorer.

“Itu masukan dan saran kami sebenarnya, sebelum kembali menggelar audensi dengan pejabat pemkot pada 26 September lalu,” jelas Dadang. (Abh)

Jabarnews | Berita Jawa Barat