Mengharap Berkah, Warga Cirebon Mengambil Air Siraman Benda Pusaka

JABARNEWS | CIREBON – Salah satu daerah yang kuat akan tradisi dan budaya memang tepat untuk Cirebon yang dalam akan sejarahnya. Jelang perayaan Maulid puluhan masyarakat berebut mengambil berkah dari air bekas cucian benda pusaka, Senin (4/11/2019).

Prosesi pembersihan benda pusaka peininggalan para wali tersebut merupakan tradisi tahunan yang di gelar oleh Kraton Kasepuhan Cirebon. Pembersihan tersebut dilakukan oleh keluarga keraton dan Abdi Dalem Berupa piring, botol kristal, dan guci.

Baca Juga:  IM3 Ooredoo Hadir di Youtube FanFest Berikan Edukasi Content Creators

Hal yang menariknya, air bekas cucian tersebut menjadi incaran para warga. Dengan menggunakan botol, ember dan kantong plastik, masyarakt disana berusaha menampung air yang telah digunakan mebasuh barang pusaka tersebut. Bahkan sebagian orang menyiramkannya langsung ke badan dan membasuhkannya ke wajah.

“Katanya airnya punya berkah. Jadi, semoga tahun ini rezeki saya dan keluarga nambah,” jelas Caswan, salah seorang warga Kecamatan Gebang, Kabupaten Cirebon, yang turut mengambil air tersebut dengan membawa beberapa botol bekas, Senin (4/11/2019).

Baca Juga:  Resmi Jadi Relawan Vaksin Covid-19, Ridwan Kamil: Tidak Ada Istilah Dikorbankan

Menurut Sultan Sepuh XIV PRA Arief Natadiningrat, tradisi mengambil air bekas cucian ini sudah terjadi sejak ratusan tahun lalu. Warga mengaku ingin mendapatkan berkah dari cucian air tersebut. Bahkan, warga yang datang bukan hanya dari wilayah Cirebon saja, tetapi juga dari luar seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, dan lain-lain.

Sultan menjelaskan, dalam benda-benda pusaka yang dicuci tersebut, merupakan benda-benda yang kerap dipakai oleh para Wali Sanga. Di samping itu, terdapat tulisan kaligrafi yang tercetak di permukaannya. Kaligrafi tersebut berisi kalimat-kalimat baik, seperti halnya syahadat maupun selawat. Apalagi selama prosesi, diiringi dengan seruan tawasul dan sholawat.

Baca Juga:  Ini Penjelasan Ridwan Kamil Soal KBM Tatap Muka di Jawa Barat

“Kita selalu membutuhkan air. Nabi selalu menggunakan media air untuk mengobati. Kita berwudhu juga dengan air. Mandi dengan air. Dan meninggal juga dibersihkan dengan air,” tuturnya. (Red)