Wagub Jabar Sesalkan Aski Unjuk Rasa Bebaskan Habib Rizieq Berujung Ricuh

JABARNEWS | TASIKMALAYA – Aksi massa yang menuntut dibebaskannya Habib Rizieq Shihab di depan Kejaksaan Negeri Kabupaten Tasikmalaya pada Senin (12/7/2021) kemarin menjadi sorotan banyak pihak.

Salah satunya dari Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum menyesalkan aksi yang digelar pendukung Habib Rizieq itu bisa diwarnai oleh aksi anarkis.

“Pertama saya atas nama komunitas pondok pesantren menyesalkan gerakan-gerakan anarkis dalam menyalurkan pendapat, keinginan, dan harapan, karena negara sudah memberikan ruang dan luang bagi mereka yang tidak setuju ataupun tidak pas keputusannya,” ujar Uu di Tasikmalaya, Selasa (13/7/2021).

<iframe width=”560″ height=”315″ src=”https://www.youtube.com/embed/vfhrcoUJwuI” title=”YouTube video player” frameborder=”0″ allow=”accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture” allowfullscreen></iframe>

“Kalau penyalurannya lewat seperti itu, saya sangat menyesalkan. Apalagi mengatasnamakan komunitas keagamaan sehingga mungkin saja ada orang yang menafsirkan oh begitu ya yang namanya kelompok yang dianggap paham tentang agama dan yang lainnya,” sambung Wagub Jabar.

Baca Juga:  Siap-siap! Ribuan Anggota PPS di Cianjur Akan Jalani Rapid Test

Menurutnya, dalam menyampaikan aspirasi dan pendapat dalam segala hal harus bilhikmah, lemah lembut, dan dengan aturan yang berlaku.

Seandainya menyalurkan pendapat dengan melanggar aturan agama dan negara yang berlaku ini pun tidak dibenarkan, karena akan berdampak bukan hanya kepada dirinya sendiri di saat aparat penegak hukum (APH) bertindak, tetapi tidak menutupkan kemungkinan berdampak pula kepada kelompoknya.

“Saya juga memahami dan menghormati untuk kelompok mereka kalau keputusan tidak sesuai dengan keadaan situasi dan pribadi sehingga tidak menerima. Saya paham dan sangat memahami,” ucapnya.

Kang Uu berharap aparat penegak hukum bertindak bijaksana dalam penanganannya. Namun, kalau mereka melanggar aturan yang ada, dirinya mendukung untuk ada tindakan sesuai dengan aturan yang berlaku.

“Tetapi harapan kami tidak ada gejolak dan dampak yang tidak diinginkan dengan adanya kejadian seperti ini,” pungkasnya.

Baca Juga:  Petani Indramayu Harus Patuhi Jadwal Tanam Pemkab

Diberitakan sebelumnya, massa pendukung Habib Rizieq Shihab (HRS) mendatangi Kejaksaan Negeri (Kejari) Kabupaten Tasikmalaya di Jalan Garut-Tasikmalaya tepatnya di Desa Sukasukur, Kecamatan Mangunreja, Senin, 12 Juli 2021.

Kedatangan massa, tidak lain yakni meminta kepada pihak Kejari untuk berstatetmen meminta HRS dibebaskan dari semua tuntutan.

Aksi unjuk rasa yang dikawal aparat Kepolisian dari Polres Tasikmalaya ini awalnya berjalan lancar. Pengunjuk rasa menyuarakan beberapa aspirasinya termasuk meminta kepada Kejari Kabupaten Tasikmalays untuk bersuara, mendorong pembebasan HRS.

Namun, permintaan itu tidak mendapatkan respons positif dari pihak Kejari Kabupaten Tasikmalaya. Akhirnya, massa mencoba masuk ke kantor Kejari dengan membobol pintu pagar yang dikunci.

Emosi pengunjuk rasa semakin memuncak hingga akhirnya pengunjuk rasa melempari kantor Kejaksaan dengan batu. Selain merusak kaca kantor, mobil kepolisian Polres Tasikmalaya pun rusak di bagian kaca karena lemparan batu tersebur.

Kepala Kejari Kabupaten Tasikmalaya M. Syarif mengatakan, aksi anarkis massa berawal saat ia diminta memberikan sikap atas penetapan HRS yang divonis 4 tahun penjara. Namun, kata Syarif, Ia menolak karena kasus tersebut bukan kewenangannya.

Baca Juga:  Ketua DPR RI: Desak Brimob Harus Tegas Terhadap Teroris

“Saya diminta memberikan pernyataan, saya tolak. Kalaupun minta dibebaskan, ya ke pengadilan. Sudah bukan kewenangan kita lagi,” ucap Syarif.

Saat massa aksi melempar batu ke arah kantornya, lanjut Syarif. Ia langsung masuk ke dalam ruangan. Setelah situasi reda, diketahui ada tiga mobil polisi yang rusak dan beberapa fasilitas kantor kejaksaan yang rusak.

“Begitu saya menolak memberikan pernyataan, tidak lama langsung ada lemparan dari arah luas. Saya masuk dan situasi sudah anarkis,” ujar Syarif. (Red)