Adila mencoba berempati pada hidup. Terjebak dalam rutinitas sebagai pekerja paruh waktu bukan pilihannya. Namun, tuntutan duniawi untuk bisa bertahan hidup.
Letihnya dapat menyambung hidupnya, tetapi raga dan jiwanya terkoyak. Ketika terjebak dengan tuntutan dan mobilitas, ia mulai kehilangan identitas. “Saya tuh butuh olahraga karena saya ingin merefleksikan diri sambil terpisah dengan tuntutan duniawi, lho,” sambungnya.
Refleksi Diri Sambil Melawan Stigma
Mengolah raga berarti mengupayakan menyehatkan tubuh dan menyeimbangkan pikiran. Mendapatkan tubuh bagus dan ideal merupakan “karunia” dari berolahraga dengan tepat dan benar.
Berkaca pada laporan Populix tentang “Understanding Indonesia’s Sports Trends”, mereka mendeklarasikan sembilan dari 10 orang Indonesia rutin berolahraga.