Namun tentunya, perempuan juga penting memiliki keadilan perspektif. Sebagai perempuan, sejatinya berpikir positif bahwa menjadi perempuan dengan pilihan mana saja (aktivitas di rumah atau di luar), keduanya adalah ladang surga manakala kita sanggup melaluinya dengan tujuan mulia dan kebermanfaatan.
Keduanya akan menjadi amal, bila kita menjalaninya dengan tulus dan bahagia. Keduanya akan menjadi inspirasi bagi semesta, manakala kita ruh untuk bangkit dan membangkitkan. Keduanya menjadi berharga manakala kita memiliki dasar hati untuk berjuang dan memperjuangkan.
Para perempuan pejuang di mana pun berada. Mari tetap berkarya dalam derasnya gelombang globalisasi. Mari awas dan mawas terhadap perpektif yang salah tentang perempuan. Karena prinsip keadilan terhadap perempuan itu sendiri, telah terbukti jauh di zaman Nabi. Bagaimana hak perempuan diperhatikan dengan semestinya.
Praktik kehidupan sosial pada masa Nabi telah menempatkan perempuan pada posisi setara dengan kaum laki-laki. Jadi, hakikatnya kita hari ini adalah untuk berdaya dan memberdayakan, bukan mempersoalkan perspektif keadilan. Karena sesungguhnya agama Islam telah memposisikan kaum perempuan dengan sangat terhormat.
Mari kembali menggali. Menggali hakikat tentang siapa perempuan dan apa yang harus dihadiahkan pada dunia. Mari menjadi perempuan pembelajar, agar tetap awas pada wawasan-wawasan utuh sebagai bekal kehidupan. Mari menjadi perempuan pejuang, dengan bermodal kepekaan sosial pada kondisi sosial sekitar.