Pemerintah desa sempat merasa tersinggung dan malu karena desanya menjadi sorotan negatif.
“Ya, memang malu. Tapi kalau tidak seperti ini, siapa yang akan peduli?” kata seorang warga yang enggan disebut namanya.
Dukungan pun mengalir dari berbagai daerah. Tekanan publik yang meningkat akhirnya mendorong pemerintah bertindak.
Keesokan harinya, Dinas PUPR Kabupaten Magetan langsung turun melakukan survei ke lokasi. Hanya lima hari setelah aksi viral tersebut, material perbaikan jalan mulai didistribusikan, dan proses tambal jalan pun dimulai.