JABARNEWS | CIAMIS – Pernyataan kontroversi Budayawan asal Betawi, Ridwan Saidi yang telah menyinggung sejarah Kerajaan Galuh di Ciamis mendapat kritikan dari kalangan masyarakat Sunda di Jawa Barat, salah satunya tokoh Budaya Sunda, yakni H. Anton Charliyan.
Menurutnya, dengan adanya pernyataan Ridwan Saidi yang telah mengusik masyarakat Tatar Galuh tersebut, H. Anton Charliyan mengaku jengkel atas pernyataan tersebut, apalagi telah di upload di media sosial.
“Pernyataan bahwa di Ciamis tidak ada kerajaan dan Galuh artinya brutal kini telah menjadi polemik di masyarakat,” kata H. Anton Charliyan, Minggu (16/2/2020).
H. Anton menilai bahwa Ridwan Saidi sudah dua kali membuat masyarakat Sunda geram, jadi saya meminta kepada beliau jangan pernah sakiti masyarakat Sunda, apalagi asal berbicara tentang masalah sejarah.
“Ia mengatakan bahwa sebuah sejarah bukan sekedar hanya ilmu saja, namun didalamnya bersatu dengan kehormatan, harga diri, kebanggaan, keturunan, legenda dan kepercayaan,” ungkapnya.
Oleh sebab itu menurut H. Anto Charliyan bahwa seseorang boleh mengeluarkan hak dan pendapat, namun semua itu harus didasari dengan keilmuan yang benar.
“Sesuatu yang diucapkan tersebut harus mendasar sesuai akademisi, jangan sampai berbicara asal, nantinya dapat menyesatkan.
H. Anton Charliyan juga mengingatkan agar tidak membuat masyarakat Sunda marah, menurutnya, masyarakat Sunda yang terkenal ramah dan santun itu tidak dapat bisa di tahan ketika kesabaran dan harga dirinya terkoyak.
“Untuk itu saya meminta kepada Babe Saidi untuk segera datang dan meminta maaf secara langsung kepada masyarakat Sunda, khususnya Kabuyutan Kerajaan Galuh Ciamis. Supaya permasalah tersebut tidak berlarut-larut,” ucapnya. (Tny)