Nasional

Bantuan UMKM di Cianjur Belum Merata, Pengrajin Bordir Manual Keluhkan Ini

×

Bantuan UMKM di Cianjur Belum Merata, Pengrajin Bordir Manual Keluhkan Ini

Sebarkan artikel ini

JABARNEWS | CIANJUR – Bantuan yang dikucurkan pemerintah, untuk program Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kabupaten Cianjur, masih dinilai belum merata.

Seperti halnya, dikeluhkan para pengrajin bordir mesin manual, Yusuf Syaripudin (50) warga Gg. Cikidang, Kelurahan Sayang, Kecamatan Cianjur. Mengaku bantuan itu tidak sesuai kepada yang berhak sebagai penerima manfaat.

“Bukan cemburu sosial, tapi ini hanya kritik membangun saja. Selama ini, para pengrajin bordir manual dan pedagang lainnya kurang di perhatikan,” ujar yusuf.

Baca Juga:  Ustaz Khalid Basalamah Haramkan Bekerja di Perusahaan Rokok: Jangan Tersinggung Temanku

Ia berharap, para pengrajin bordir manual, kedepan bisa mendapatkan program bantuan dari pemerintah. Artinya bisa dirangkul oleh Pemerintah Daerah (Pemkab) Cianjur melalui dinas terkait, mengenai program bantuan selama ini digembor-gemborkan pemerintah.

“Yaitu mengenai program bantuan selama ini digembor-gemborkan pemerintah,” harap Yusuf.

“Saya mengerti dan paham, karena pernah jadi instruktur di bidang bordir. Ternyata yang ngambil itu orang-orang salon, bukan ahlinya bidang bordir,” ujarnya.

Baca Juga:  Bosan Terkurung dalam Ruang Isolasi, PDP Corona Kabur dari RS Al Ihsan

“Itu anggaran bantuan pasti dikucurkan pemerintah begitu besar. Sangat disayangkan kenapa dikasihkan kepada orang bukan ahlinya,” ujar Yusuf.

Saat ini, yang masih tersisa pengrajin bordir menggunakan mesin manual diantaranya di jajaran Ruko, Jalan Moch Ali, Kelurahan Solokpandan. Kemudian, di Ramayana, Jalan Dr Muardi, Kelurahan Muka, Kecamatan Cianjur.

“Ya, hingga saat ini. Alhamdulillah masih bisa bertahan secara bertahap, setidaknya ada saja milik rejeki,” aku Yusuf.

Ia mengaku, meskipun masih menggunakan mesin manual, dirinya masih bisa bersaing dengan bordir menggunakan komputer, mesin canggih saat ini.

Baca Juga:  Sstt...Sepertinya Ada Salah Data

“Kami manual pakai tangan, tapi masih bisa bersaing dengan sistem komputer,” ujarnya.

Terakhir, Yusuf menambahkan, memang dari segi kerapian pasti menang. Namanya juga komputer, sebelum pandemi Covid-19, penghasilan lumayan rata-rata per hari sekitar Rp300 ribu hingga Rp500 ribu.

“Itu kalau lagi ramai pesanan. Tapi saat ini sepi, mungkin karena imbasnya Covid-19,” pungkasnya. (Mul)

Tinggalkan Balasan