Nasional

Bikin Ngiler! Makanan Rujak Bebek Ini Cocok Disantap Saat Panas Terik

×

Bikin Ngiler! Makanan Rujak Bebek Ini Cocok Disantap Saat Panas Terik

Sebarkan artikel ini

JABARNEWS | PURWAKARTA – Cuaca panas terik di kabupaten Purwakarta seperti saat ini paling pas jika menyantap rujak bebek. Salah satu cemilan kuliner tradisional yang rasanya maknyos membuat rujak bebek (tumbuk) digemari masyarakat dari berbagai kalangan.

Campuran rasa manis pedas dengan tekstur sejumlah buah yang telah dibebek atau ditumbuk dapat membuat siapa pun yang menikmati kuliner tradisional tersebut menjadi sumeringah.

Biasanya buah yang digunakan untuk rujak bebek yaitu mangga, jambu, mentimun, pepaya muda, bengkoang, kedondong, nanas muda, dan ubi muda

Baca Juga:  Mulai dari Senam hingga Bedah Rumah, Ini Rangkaian HUT Partai Golkar ke-57 di Jabar

Buah tersebut dikupas dan dipotong kecil-kecil. Setelah itu dimasukkan ke dalam lesung atau alu kecil dari kayu bersama bumbu. Selama 3 menit, sang penjual rujak akan membebek buah-buahan tersebut hingga halus.

Selain buah, racikan bumbu terdiri dari gula merah, cabai rawit, garam, sedikit terasi, dan air asam juga ikut dibebek dan menambah maknyos cemilan itu.

Baca Juga:  Putusan Pengadilan Tinggi Sebut Jokowi bersama Tiga Menterinya Lalai Soal Polusi Udara Jakarta

Untuk di Purwakarta, jajanan tradisional tersebut sangat sering ditemukan. Biasanya penjual rujak bebek membawa keliling pikulan di perkampungan maupun komplek perumahan.

“Mengenai tingkat kepedasan, pembeli bisa menentukan sesuai selera. Pedesnya bisa disetting. Mau pedes banget atau sedang,” kata Jaka Sunarya (33), salah seorang pedagang rujak bebek yang biasa berkeliling di daerah Sindangkasih, Kecamatan/Kabupaten Purwakarta, pada Kamis (27/8/2020).

Baca Juga:  Update Corona di Deli Serdang: PDP Meningkat dan ODP Menurun

Harga rujak bebek juga terbilang murah meriah, hanya dengan uang Rp 5 ribu rupiah hingga Rp 10 ribu rupiah sudah bisa menikmati rujak bebek.

Namun demi kemudahan, para pedagang rujak bebek kini sudah tidak menggunakan wadah dan sendok yang dibuat dari pincuk dan lipatan daun pisang.

“Sekarang wadah dan sendoknya makai plastik karena lebih praktis, kang,” ucap Jaka. (Gin)

Tinggalkan Balasan