Buah Melon Di Kota Bandung Aman Dikonsumsi

JABARNEWS | BANDUNG – Dinas Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Bandung menjamin keamanan buah melon yang beredar di Kota Bandung aman dari bakteri listeria monocytogenes yang terkandung pada rockmelon (cantalupe) atau melon kuning dari Australia.

Kepala Dispangtan Kota Bandung, Elly Wasliah, dalam rapat pimpinan di Balai Kota Bandung, menjelaskan, Kementerian Pertanian telah menutup keran impor rockmelon dari Australia melalui keputusan menteri pertanian nomor 207/Kpts/KR.040/3/2018. Namun di luar itu, Elly memastikan, buah melon yang beredar di Kota Bandung produk lokal.

Baca Juga:  Usia Milenial Dominasi Kasus Positif Covid-19 di Karawang

“Kita sudah telusuri rantai distribusi buah-buahan yang beredar di Kota Bandung. Semua melon di sini lokal, tidak ada yang impor. Jadi, masyarakat tidak perlu khawatir terkena bakteri yang telah memakan empat korban jiwa di Australia,” ujar Elly.

Pihaknya langsung memantau ke lapangan untuk mengantisipasi wabah tersebut agar tidak menjangkit warga.

Elly menjelaskan, buah-buahan memang menjadi satu dari tujuh bahan pangan yang menjadi komoditas utama. Enam komoditas lainnya adalah beras, daging, ikan, sayur, telur, dan susu. Itulah alasan pihaknya sangat responsif terhadap isu tersebut.

Baca Juga:  Narkoba Rambah Desa, Inilah Upaya Polres Purwakarta

Sementara itu, Pjs. Wali Kota Bandung, Muhamad Solihin menangkap kabar itu sebagai momentum untuk mengampanyekan konsumsi buah-buahan lokal. Ia meminta Elly untuk segera menginformasikan kepada warga bahwa melon di Kota Bandung aman dikonsumsi.

“Jangan sampai isu ini mematikan petani melon. Justru harus kita bantu informasikan dan mengajak agar warga mengonsumsi pangan lokal,” ujar Solihin.

Baca Juga:  Sepuluh Hari, Polrestabes Bandung Amankan 5.766 Botol Miras

Menurutnya, warga perlu diedukasi tentang pentingnya mengonsumsi buah-buahan lokal. Selain menyehatkan, juga membantu meningkatkan ekonomi para petani.

“Kalau kita makan produk lokal secara tidak langsung kita turut menggaji para petani. Kalau konsumsi buah impor keuntungannya mengalir ke luar negeri, ke kitanya hanya segelintir saja,” tutur Solihin. (Vie)

Jabarnews | Berita Jawa Barat