Menurut Tirza, model kemitraan memberikan fleksibilitas bagi mitra untuk mengatur waktu kerja sendiri, sekaligus membuka peluang memperoleh penghasilan tambahan secara mandiri dan berkelanjutan.
“Model kemitraan juga membuka peluang luas bagi masyarakat untuk memperoleh penghasilan tambahan secara mandiri dan berkelanjutan, bahkan menjadi sumber pendapatan yang dapat diandalkan di masa transisi atau saat menghadapi tantangan ekonomi,” jelas Tirza.
Menurutnya, jika driver ojol diklasifikasikan sebagai pekerja tetap, maka fleksibilitas tersebut akan hilang.
“Jumlah mitra yang dapat bergabung menjadi sangat sedikit, hanya sekitar 10-20 persen dari jumlah Mitra yang terdaftar saat ini. Hal ini tentu akan mengurangi kesempatan bagi banyak pihak untuk meningkatkan taraf hidup melalui platform digital,” imbuhnya.
Tirza memastikan bahwa Grab juga bekerja sama dengan berbagai pihak untuk memberikan nilai tambah bagi pelaku UMKM dan mitra pengemudi.