Herman Suherman Sebut 99 Persen Wilayah Cianjur Masuk Zona Hijau

JABARNEWS | CIANJUR – Satgas COVID-19 Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, mencatat 99 persen wilayah itu sudah kembali ke zona hijau, sehingga berbagai kegiatan dapat dilakukan termasuk pembelajaran tatap muka, namun warga diimbau tetap mematuhi protokol kesehatan.

Bupati Cianjur Herman Suherman mengatakan, dari 10.300 RT yang ada di kabupaten itu, tinggal 103 RT yang berstatus zona kuning dengan tingkat penularan yang terus menurun setelah dilakukan vaksinasi tahap I, II dan menjelang tahap III untuk masyarakat umum.

“Kita berharap setelah vaksinasi tahap III untuk masyarakat umum dilakukan, Cianjur dapat kembali ke zona hijau atau nol kasus COVID-19. Saat ini, sudah 99 persen wilayah hingga tingkat RT berstatus zona hijau, sehingga target untuk melakukan pembelajaran tatap muka dapat digelar bulan Juli,” kata Herman Suherman, saat dihubungi di Cianjur, Sabtu (20/3/2021).

Baca Juga:  Ini Penjelasan Quraish Shihab Tentang Setan dan Iblis

Ia menjelaskan, sejak beberapa pekan terakhir gugus tugas mendapat laporan dan perkembangan terkini dari masing-masing wilayah mulai dari kecamatan hingga tingkat RT. Hingga saat ini, sejumlah wilayah yang masuk zona merah sudah kembali ke zona hijau dengan nol kasus.

Baca Juga:  Ramai Warga Ngabuburit, Jalan Protokol di Indamayu Ditutup

Sedangkan selama pandemi COVID-19, pihaknya mencatat 3.370 orang positif, sedangkan 2.790 orang di antaranya sudah dinyatakan sembuh dan tinggal 580 orang yang masih menjalani isolasi, sebagian besar tinggal menungu hasil tes kedua dan ketiga sebelum dipulangkan.

“Kami berharap Cianjur, menjadi kabupaten pertama di Jabar yang kembali ke zona hijau dengan nol kasus, setelah pandemi yang sudah berlangsung selama satu tahun terahir. Namun kita tetap mengimbau warga untuk menerapkan adaptasi kebiasaan baru atau AKB dengan menjaga protokol kesehatan,” katanya.

Baca Juga:  Ratusan Pemuda Karawang Berkumpul di Kodim Karawang, Ada Apa

Sedangkan terkait pembelajaran tatap muka yang akan digelar bulan Juli, ungkap dia, pihaknya telah mempersiapkan berbagai persyaratan yang harus dipenuhi, mulai dari vaksinasi terhadap seluruh guru, disinfektan sebelum pemberlakuan tatap muka, hingga penerapan ketat protokol kesehatan.

“Kita tetap harus menjaga protokol kesehatan, karena lebih baik mencegah daripada mengobati, sehingga berbagai persyaratan harus dipenuhi pihak sekolah sebelum menggelar pembelajaran tatap muka,” katanya. (Red)