Jaga Warisan Leluhur, Keraton Kanoman Cirebon Gelar Tradisi Bubur Suro

JABARNEWS | CIREBON – Cirebon memiliki banyak peradaban sejarah peninggalan warisan Sunan Gunung Jati, baik di bidang seni, budaya dan tradisi yang masih kental dilestarikan oleh Keluarga Keraton Kanoman Cirebon.

Salah satu warisan Sunan Gunung Jati, yakni tradisi Bubur Suro yang digelar pada bulan Suro atau dalam Islam disebut sebagai bulan Muharram. Pada bulan tersebut, keluarga, kerabat atau bahkan masyarakat sekitar Keraton datang untuk ikut dalam tradisi selamatan Bubur Suro khas Cirebon.

Bubur Suro ini merupakan bubur khas Cirebon, di mana bubur ini ditempatkan dalam wadah daun pisang berbentuk perahu, dan merupakan simbol Perahu Nabi Nuh, pada jaman Kenabian.

Puluhan bubur dengan beragam lauk sederhana ini, kemudian di bawa ke Langgar Paseban yang ada di kompleks Keraton Kanoman. Acara tersebut, diikuti oleh sejumlah keluarga keraton, abdi dalem dan puluhan warga dari berbagai daerah di wilayah Cirebon. Bagi warga yang mendapatkan Bubur Suro ini, dipercaya memiliki keberkahan sendiri, pasalnya telah ikut doa bersama dengan keluarga Keraton.

Baca Juga:  Ketua MUI Purwakarta: Pemuda Muslim Harus Memiliki Karakter Ketakwaan

Juru Bicara Keraton Kanoman Cirebon, Ratu Raja Arimbi mengatakan, prosesi ritual Bubur Suro merupakan jalan untuk melakukan sedekah yang diberikan kepada masyarakat setempat. Selain itu juga, Bubur Suro ini merupakan warisan Sunan Gunung Jati.

“Tradisi ini, merupakan upaya melestarikan warisan leluhur. Yang mana telah rutin dilakukan setiap tahun pada bulan 10 Muharram. Warisan ini akan terus kami lakukan di lingkungan Keraton Kanoman, bahkan akan dilanjutkan oleh anak cucu kami” katanya.

Ratu Raja Arimbi menjelaskan nama Bubur Suro diambil dari Bulan Suro, di mana pada bulan tersebut terjadi berbagai macam peristiwa besar dalam sejarah Islam. Seperti sejarah atau kisah Nabi Adam menerima lima perintah makan, salah satunya makan Bubur Suro.

“Pada bulan Sura (Suro) atau 10 Muharram itu, Nabi Adam menerima lima perintah makan dari Allah SWT, salah satunya Bubur Suro yang hingga kini masih kita percayai. Sehingga setiap tanggal 10 Sura atau Muharram kita lakukan tradisi upaca Bubur Suro di Keraton Kanoman Cirebon,” jelasnya.

Baca Juga:  Soal SE Penggunaan Pengeras Suara, Uu Ruzhanul Ulum: Mendag Yaqut Jangan Bikin Gaduh!

Bubur Suro sendiri, lanjut Ratu Raja Arimbi, dibuat dengan berbagai komposisi dari beragam hasil bumi. Mulai dari beras, santan, kelapa, air dan berbagai macam sayuran lainnya. Bahkan dalam pembuatan Bubur Suro itu, memerlukan paling lama tiga hari, hingga bisa disajikan untuk para undangan.

Di dalam Bubur Suro juga terdapat berbagai lauk sederhana, seperti sambal goreng, mentimun, daging suwir, hingga daun kemangi dan daun jeruk. Komposisi itu merupakan makanan sehat untuk kesehetan bagi yang memakannya.

Meski masih dalam pandemi Covid-19, proses tradisi Bubur Suro tetap dilaksanakan dengan penerapan protokol kesehatan, seperti penggunaan masker dan menjaga jarak.

Baca Juga:  Tiga Keutamaan Sholat Tarawih Saat Bulan Ramadhan, Bisa Bikin Diampuni Dosa

“Tahun ini, acaranya tidak semeriah dari tahun kemarin. Tapi kita tetap melaksanakannya dengan penuh hikmat, serta mengedepankan protokol kesehatan Covid-19,” ujarnya.

Sementara itu, Assisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Pemkot Cirebon, Sutisna mengatakan Keraton ini merupakan benteng terakhir untuk memelihara dan menjaga tradisi dan warisan budaya yang demkian besar nilainya.

“Tradisi ini tetap harus kita jaga, baik bentuk fisik maupun budaya yang ada didalamnya, karena merupakan cagar budaya yang harus kita lindungin,” kata Sutisna.

Sutisna menuturkan, Pemerintah saat ini telah memiliki Undang-Undang Pemajuan Kebudayaan, Nomor 5 Tahun 2017, untuk menjaga pelestarian warisan kebudayaan yang ada di seluruh Indonesia.

“Undang-Undang pemajuan kebudayaan ini untuk menjaga dan melestarikan kebudayaan yang ada di setiap daerah. Oleh karena itu, kita wajib menjaga dan melindungi cagar budaya, baik dalam bentuk fisik maupun pelestarian adat dan tradisi,” katanya. (CR2)