Kekerasan Asusila Anak Tinggi, P2TP2A Bentuk Tim Khusus

JABARNEWS | KOTA SUKABUMI – Kasus kekerasan seksual terhadap anak di bawah umur masih mendominasi dibandingkan kasus lainnya.

Dari 138 kasus kekerasan terhadap anak yang ditangani oleh Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kota Sukabumi tahun ini, kekerasan seksual nyaris di angka 30 persen.

Sekretaris P2TP2A Kota Sukabumi, Joko Kristianto, mengungkapkan, dari seluruh kasus yang ditanganinya, kekerasan seksual cenderung lebih banyak terjadi dibandingkan kasus lainnya. Namun begitu, pihaknya telah melakukan bimbingan psikologis kepada pra korban maupun pelakunya.

Baca Juga:  Kabupaten Layak Anak Jadi Pembahasan Utama DPRD dan Pemkab Subang

“Seluruh korban maupun pelaku yang merupakan anak di bawah umur secara berkesinambungan kami terus dampingi secara sosiologis maupun psikologisnya, karena memang proses terapi dan penyembuhan traumatis cukup lama,” dikutip Radar Sukabumi, Selasa (24/7/2018).

Karena kasus kekerasan seksual terhadap anak dari tahun ke tahun cukup banyak, pihaknya telah memiliki tim penanganan khusus yang terdiri dari berbagai unsur. Mulai dari lembaga pemerintah, psikolog, dan masyarakat. Dengan begitu, proses pemulihan terhadap korban akan cepat.

Baca Juga:  IPB Bangun Kampus PDD/PSDKU Di Sukabumi

“Kita sudah ada tim khusus, termasuk keterlibatan psikolog. Dan P2TP2A Kota Sukabumi tergolong cukup baik ditingkat provinsi karena kelangkapan Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki,” terang Joko.

Hingga kini, Joko yang juga akhli psikolog ini menambahkan, korban dan pelaku yang ditangani olehnya secara bertahap mulai memperlihatkan perkembangan yang cukup baik. Walaupun demikian, untuk korban kekerasan seksual memang harus menjalani proses pendampingan yang cukup panjang.

Baca Juga:  Mudahkan Transportasi Wisatawan, KMP Tao Toba II Dioperasikan Lagi

“Proses pemulihan terhadap korban maupun pelaku dan saksi memang tidak bisa cepat, karena memang secara sikologis mereka cukup terpukul. Bahkan, P2TP2A hingga kini masih melakukan bimbingan dan konselaing terhadap korban kekerasan seksual yang dilakukan oleh Emon,” cerita Joko. (Des)

Jabarnews | Berita Jawa Barat