“Karena kalau tiga pulau titik SPPG maka nanti akan ada kesulitan untuk tambahan biaya distribusi ke sekolah-sekolah yang di pulau lain, yang di luar titik tiga itu,” jelas Tito.
Ia menegaskan bahwa pendekatan pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis tidak bisa diseragamkan. Daerah kepulauan, pegunungan, dan wilayah terpencil memerlukan penyesuaian berdasarkan masukan Pemda yang lebih memahami kondisi lokal.
“Yang paling paham adalah rekan-rekan kepala daerah tentang daerahnya masing-masing,” ujarnya.
Mendagri juga menekankan bahwa program MBG tidak hanya berdampak pada peningkatan gizi anak-anak, tetapi juga membuka peluang lapangan kerja lokal.
Dapur MBG akan melibatkan juru masak, petugas kebersihan, dan tenaga logistik. Selain itu, pasokan bahan pangan lokal akan digerakkan, mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.