Pembuang Limbah Ditindak Tegas, Pemilik Pabrik Terus Berkelit

JABARNEWS | CIMAHI – Satgas Citarum Harum Sektor 21 Cimahi menutup saluran limbah pabrik PT Pangjaya Mulia di Kelurahan Utama, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi, ahir pekan lalu. Penutupan saluran limbah pabrik ini merupakan yang kedua kalinya setelah dilakukan hal yang sama terhadap saluran pembuangan limbah milik PT Jardytex di kawasan Nanjung, Desa Lagadar, Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung pada Senin (21/5/2018).

Dansektor Citarum Harum XXI, Kol Inf Yusep Sudrajat, menyatakan, pihaknya konsisten akan mengambil tindakan tegas terhadap pabrik-pabrik yang tidak mengindahkan peringatan berkali-kali melalui operasi yang dilakukan tim Satgas di sepanjang aliran anak Sungai Citarum yang ada di Kota Bandung-Cimahi-Kabupaten Bandung.

“Sudah diperingatkan tiga kali, masih saja membuang limbah berwarna secara langsung ke sungai, ya kita putuskan untuk ditutup saja lubang pembuangannya,” jelas Kol Inf Yusep, dikutip laman Balebandung.

Penutupan saluran limbah tetap dilakukan, meski harus melewati medan yang tidak mudah, karena untuk menuju lubang pembuangan pabrik tersebut Satgas Citarum Harum harus berjuang melewati tembok setinggi tiga meter untuk mencapai titik lubang pembuangan.

Baca Juga:  Kabar Baik Buat Para Pencari Kerja di Bandung, Ada 3.000 Lowongan

“Boleh saja pabrik hasilkan limbah yang masih berwarna, asalkan jangan sampai keluar cemari sungai. Karena ekosistem itu tanggung jawab Satgas Citarum,” tegasnya.

Sementara Direktur PT Pangjaya, Eddy Sukandar, membantah pihaknya membuat limbah B3 ke sungai. Dia berdalih, selama ini IPAL yang dimiliki pabriknya telah sesuai dengan uji lab yang rutin diperiksa tiap bulan oleh Dinas Lingkungan Hidup Cimahi.

“Selama ini, rasanya kami menaati peraturan apa yang diatur pemerintah. Selama ini kami selalu diperiksa rutin perbulan sekali dari pihak LH. Namun saya akui jika masih berwarna, karena dalam aturan warna tidak dijadikan ukuran di dalam baku mutu,” kilah Eddy.

Terkait limbah berwarna yang ditemukan oleh satgas, kata Eddy, limbah itu sifatnya fluktuatif. “Terkadang ada zat yang tidak bisa dinetralisir kepekatan warnanya saat diberikan obat kimia, apakah harus menambahkan porsi itu yang saat ini sedang kami riset,” jelasnya.

Eddy berjanji akan perbaiki mutu limbah hingga jernih, namun pihaknya meminta waktu hingga satu bulan untuk perbaiki semua pengolahan, dan rencanaya akan menambahkan kapasitas Recycle yang saat ini hanya 30% dari jumlah limbah 2.000 kubik per hari.

Baca Juga:  New Normal Life, Begini Cara Aman Berwisata di Purwakarta

“Saya setuju dan mendukung apa yang disampaikan Dansektor, tapi kami butuh waktu hingga sebulan ke depan, saat ini kami menyiasati dengan mengurangi produksi dan ditambah sebentar lagi masa libur lebaran,” kata Eddy.

Sebelumnya, Satgas Citarum Harum Sektor 21 juga menutup saluran pembuangan limbah milik PT Jardytex karena masih saja membuang limbah dengan tingkat kepekatan warna yang mencemari ekosistem anak sungai Citarum, yakni sungai Ciujung.

Sebelum menutup saluran limbah PT Jardytex, Satgas Sektor 21 juga mengecor saluran limbah PT Mewah Niaga Jayadi kawasan Nanjung, Desa Lagadar, Kecamatan Margaasih Kabupaten Bandung , karena pabrik ini yang membuang air limbah berwarna hitam pekat dan berbau ke sungai.

“Setelah kita cor, kita nanti akan lihat, apakah air sungai di sekitar Cimahi masih hitam dan berbau atau tidak,” katanya.

Kol Inf Yusep Sudrajat menyebutkan, pihaknya sudah melempar 17 kasus pencemaran air sungai oleh pabrik di kawasan Cimahi ke kepolisian, dan Dinas Lingkungan Hidup.

Baca Juga:  Adanya Dugaan Pungutan Ilegal BOP di Pesantren, Ini Respons RMINU

“Hasilnya setelah mereka sidak, ternyata kualitas air sungai di bawah baku mutu, dan sedang menunggu proses, sehingga untuk mempercepat hal ini, sementara kami biarkan pabrik membuang air limbah ke sungai, tapi hanya di wilayah mereka sendiri, dan jangan masuk ke wilayah sungai yang lain,” ungkapnya.

Pemilik PT Mewah Niaga Jaya, Mr Lee, mengatakan, pihaknya menjamin akhir Mei 2018 air sungai di sekitar PT Mewah Niaga Jaya akan jernih. “Karena kami akan mendatangkan mesin pengolah air limbah baru,” ujarnya.

“Kita saat ini sedang membuat sarana pengolah air limbah, namun apabila kita tutup saluran pembuangan air limbah, maka pabrik kami akan berhenti produksi, maka saya bisa upayakan air sungai akan bening ketika mesin baru pengolah air limbah datang di akhir bulan Mei 2018. Saat ini kendala ada di IPAL, karena butuh skill dan orang khusus, namun kita akan terus berupaya,” imbuh Lee. (Des)

Jabarnews | Berita Jawa Barat