Pengelola Pasar Baru Ditarget Raih Keuntungan Rp. 3,6 Triliun

JABARNEWS | BANDUNG – Pengelolaan Pasar Baru Kota Bandung oleh PT Atanaka Persada Permai (APP) akan berakhir pada 30 Desember 2018. Berdasarkan kajian Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP), ke depan, pengelolaan Pasar Baru selama 30 tahun bisa raih keuntungan Rp. 3,6 triliun.

“Kita juga sudah intensif dengan pihak PT APP dan mereka juga kolaborasi sudah menyerahkan beberapa dokumen ke kita. Nah kita tinggal menentukan proses, karena prosesnya kita terakhir 30 Desember, harus sudah selesai atau beralih,” jelas Direktur Utama PD Pasar Bermartabat Kota Bandung, Ervan Maksum, Rabu (19/9/2018).

Baca Juga:  Barang Mewah Mantan Wali Kota Tasikmalaya Budi Budiman akan Dilelang KPK, Ada Tas Mahal

Menurut Ervan, ke depan skema kerja sama bukan menggunakan pola BOT (Build Operate Transfer/Bangun Guna Serah) namun harus yang menguntungkan bagi Pemkot Bandung. Itu sesuai harapan mantan Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil.

“Dulu BOT karena memang membangun investasi. Sekarang bangunannya sudah ada. Nanti bottom line, negonya harus segitu. Jadi itu dasar apresial kita kalau mau kontrak lagi. Dulu memang gak besar karena BOT per tahun hanya Rp.1,2 miliar, kali 30 tahun hanya Rp.36 miliar. Sekarang bisa Rp.3,6 triliun karena tidak membangun,” ujarnya.

Baca Juga:  Lakukan Sensus Door To Door, Hasanah Optimis Bisa Menang Dengan Raihan 33 Persen Suara

Kata Ervan, karena skema pengelolaan terdahulu menggunakan pola BOT, maka tidak boleh dilakukan penunjukan kembali kepada PT APP. Terlebih PT APP sudah 20 tahun bekerja sama dan sudah 4 kali adendum.

“BOT itu harus diserahkan ke pasar dulu. Tidak boleh diperpanjang, PT APP bisa ikut open biding. Namun, kalau itu digunakan untuk yang lain, boleh penunjukan langsung tapi harus ada SK dari Wali kota,” paparnya.

Baca Juga:  Hukuman "Tabok" Untuk Hoaks

Disinggung apakah lebih menguntungkan dikelola PD Pasar atau swasta, Ervan menuturkan, tidak dilihat pengelola namun dilihat siapa yang berani nego senilai tersebut.

“Angka segitu saja. Jadi tidak melihat dikelola PD Pasar atau swasta. Bukan sulit atau gak sulit, kalau sudah ada angka kan bisa diprediksi. Operasikan sendiri dengan meng-hire profesional, sehingga nilai bisa lebih besar,” tandas Ervan. (Vie)

Jabarnews | Berita Jawa Barat