Nasional

Petani Padamukti Kabupaten Bandung Kerahkan Anjing Pemburu, Ada Apa?

×

Petani Padamukti Kabupaten Bandung Kerahkan Anjing Pemburu, Ada Apa?

Sebarkan artikel ini

JABARNEWS | BANDUNG – Para petani di Desa Padamukti, Kecamatan Solokanjeruk, Kabupaten Bandung tak tenang. Pasalnya, lahan pertanian padi milik mereka masih kerap diganggu hama tikus.

Tak mau hasil panennya terganggu, para petani pun mulai melakukan cara lain. Mereka mengerahkan anjing pemburu untuk mencari tikus-tikus yang menjadi hama tanaman.

Seperti yang dilakukan hari ini, Sabtu 18 Juli 2020. Petani bersama Badan Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) Wilayah IV Bandung dan Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Bandung melakukan gerakan pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT).

Baca Juga:  Ada Ratusan WNI di Luar Negeri Terancam Hukuman Mati

Gerakan ini sudah mulai dilaksanakan sejak kemarin, Jumat 17 Juli 2020. Dari hasil gerakan pengendalian itu, tim gabungan berhasil membasmi ribuan ekor hama tikus.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bandung, H. A Tisna Umaran melalui Kabid Sarana Prasarana Yayan Agustian mengatakan, dalam gerakan pengendalian organisme pengganggu tumbuhan jenis tikus ini melibatkan sekitar 60 petani.

Baca Juga:  Tok! Pileg dan Pilpres 2024 Digelar Pada Tanggal Ini

“Mereka melakukan gropyokan untuk mengendalikan hama tikus,” kata Yayan, dilansir dari laman Galamedianews, Sabtu (18/7/2020).

Yayan mengatakan dalam gerakan pengendalian hama tikus itu, menggunakan basmikus, petrokum dan anjing pemburu tikus. Lokasi lahan yang dikendalikan yakni tanaman padi sawah varietas Ciherang, Inpari dan lokal dengan usia 26-43 hari setelah tanam itu. Luas lahannya mencapai 143 hektare.

Baca Juga:  Kota Cirebon Tak Terapkan Jam Malam, Nasrudin Azis: Bisa Pengaruhi Ekonomi

“Hasil dari pengendalian itu, sebanyak 4.200 ekor hama tikus berhasil dilumpuhkan,” ujarnya.

Untuk melakukan pencegahan dan meminimalisir serangan hama perusak tanaman itu, Dinas Pertanian mengimbau kepada para petani untuk melakukan sanitasi lingkungan.

“Lebih penting lagi melakukan pengairan berselang atau intermiten (macak macak) dan pengamatan intensif,” ucapnya. (Red)

Tinggalkan Balasan