Simak, Penjelasan KSAD Soal Kelanjutan Obat Covid-19

JABARNEWS | YOGYAKARTA – Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal TNI Andika Perkasa mengemukakan bahwa kelanjutan pengembangan obat COVID-19 masih menunggu hasil ‘review’ atau peninjauan ulang dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

“Kita menunggu saja sampai dengan hasil review selesai,” kata Jenderal Andika Perkasa setelah bertemu Wakil Gubernur DIY KGPAA Paku Alam X di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Rabu (26/8/2020).

Andika mengatakan BPOM tengah melakukan peninjauan apabila terdapat kekurangan dari hasil uji klinis pertama obat COVID-19 yang dikembangkan Universitas Airlangga (Unair), bersama TNI AD, dan BIN.

Baca Juga:  Dihantui Ancaman Krisis Pangan Global, Pemerintah Dorong Sistem Pertanian Berkelanjutan

“Kita pun siap untuk memperbaiki,” kata dia.

Menurut dia, dokumen hasil uji klinis obat serta “corrective and preventive action” (CAPA) telah diserahkan ke BPOM untuk direview pada 19 Agustus 2020 dan pada Senin 24 Agustus 2020 telah dikirim ulang.

Setelah nantinya mendapatkan hasil review dari BPOM, menurut dia, tim pengembangan obat COVID-19 siap menindaklanjuti apabila ada masukan untuk perbaikan.

Baca Juga:  Ada Hadiah Rp150 Juta untuk Desa Pemenang Lomba, Berminat?

“Kita pasti akan berusaha yang terbaik dan secepat-cepatnya,” kata dia.

Sebelumnya, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny Lukito mengatakan berdasarkan inspeksi BPOM terhadap proses uji klinik obat COVID-19 yang dikembangkan Universitas Airlangga, terdapat beberapa catatan gap riset mulai dari kategori kritis, mayor sampai minor.

“Dikaitkan dengan uji klinik dari obat kombinasi yang dilakukan tim Unair ini, dalam inspeksi 28 Juli 2020, kami temukan beberapa gap yang sifatnya kritis, mayor dan minor,” kata Penny dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu (19/8/2020).

Baca Juga:  Pencarian Warga Hilang di Gunung Sawal Belum Membuahkan Hasil

Ia mengatakan gap kritis itu dampaknya terkait validitas dari proses uji klinik obat COVID-19 Unair yang didukung TNI AD dan BIN tersebut.

Penny mengatakan validitas hasil inspeksi itu menjadi perhatian BPOM. BPOM menerima konfirmasi bahwa tim periset Unair siap melakukan perbaikan-perbaikan agar obat COVID-19 buatan anak bangsa itu nantinya dapat dipakai masyarakat dengan jaminan keamanan produk. (Ara)