Secara sosial, menurut Jusri, strobo dan sirine kerap dipersepsikan sebagai simbol kesewenangan.
“Penyalahgunaannya (strobo dan sirine) memicu rasa terganggu, tidak dihargai, bahkan marah saat masyarakat harus minggir tanpa alasan jelas. Gerakan Stop Tot Tot, Wuk Wuk mencerminkan keinginan masyarakat untuk lalu lintas yang lebih setara dan tertib,” imbuhnya.
Meski begitu, ia menegaskan pentingnya pemisahan jelas antara penyalahgunaan dan penggunaan yang sah.
“Jangan sampai gerakan ini justru menyulitkan ambulans atau kendaraan darurat yang memang berfungsi menyelamatkan nyawa,” tambahnya.
Jusri menegaskan bahwa gerakan Stop Strobo dan Sirine ini pada dasarnya adalah seruan untuk tertib, adil, dan aman di jalan raya.