“Program yang diklaim sebagai solusi gizi anak sekolah ini justru menimbulkan krisis kesehatan, krisis akuntabilitas, dan krisis moral dalam tata kelola negara,” kata Ririn, Rabu (15/10/2025).
Dalam aksinya, para ibu membawa spanduk bertuliskan “STOP MBG! Utamakan Kualitas, Keamanan, dan Martabat Anak” serta “Kembalikan Makanan Bergizi kepada Keluarga dan Sekolah.”
Ririn meminta pemerintah memastikan setiap porsi MBG memenuhi standar gizi seimbang sesuai arahan Kemenkes, yakni pedoman “Isi Piringku” yang berisi 50 persen makanan pokok dan lauk pauk serta 50 persen sayur dan buah.
“Penting bagi pelaksana di dapur SPPG (Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi) untuk melibatkan ahli gizi, dokter anak, dan organisasi masyarakat sipil,” ujar Ririn.
Ia juga menyoroti bahwa pelaksana program MBG kerap mengabaikan rekomendasi ahli gizi.