Tak Banyak yang Tau, Kenali Bedanya Masker Bedah dan N95

JABARNEWS | BANDUNG – Wabah virus corona (COVID-19) manjadi isu serius di seluruh dunia hingga sekarang. Tak heran, bila permintaan masker dan hand sanitizer di Indonesia sangat tinggi. Kedua benda ini dianggap efektif mencegah penyebaran virusnya.

Adapun jenis masker yang paling banayak diburu mayarakat diantaranya adalah masker N95 dan masker bedah. Tapi kedua masker ini ternyata memiliki fungsi berbeda. Jadi mana yang paling efektif untuk mencegah penyebaran virus corona?

Menurut Sekretaris Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Arianti Anaya menyebutkan spesifikasi yang harus dimiliki sejumlah masker yang jadi bagian penting dari alat pelindung diri (APD) tenaga kesehatan.

Pertama masker bedah (surgery) yaitu masker yang umum ditemukan di pasaran. Masker bedah bagi tenaga kesehatan harus memiliki spesifikasi yang mampu mencegah kontak terhadap cairan darah dan percikan ludah (droplets).

Baca Juga:  Ganjil Genap Berlaku Hari Ini, Ade Yasin: Kami Menghormati Kebijakan Pemkot Bogor

“Kalau kita lihat, salah satu bagian penting dari APD adalah masker. Masker harus digunakan oleh tenaga kesehatan, khususnya masker bedah, dimana kalau kita lihat, masker bedah harus bisa mencegah kontak terhadap cairan darah maupun droplets,” kata Anaya dalam konferensi pers di Graha BNPB Jakarta, Jumat (17/4/2020).

Masker bedah itu terdiri dari tiga lapisan yang mencegah tingkat penularan, yaitu kain spunbond, filter melt blown dan spunbond lagi.

“Tiga fungsi lapisan utama tersebut yakni bagian luar spunbond berwarna bersifat antiair, lapisan tengah berfungsi sebagai filter, dan lapisan dalam putih yang berguna untuk menyerap cairan yang ke luar dari mulut,” jelasnya.

Sementara itu masker N95. Kata Anaya, masker itu terdiri dari empat sampai lima lapisan, lapisan luarnya berupa polypropylene, kemudian ada lapisan elektrit.

Baca Juga:  Bawa Rokok Isi Ganja, Bongel Diciduk Polisi

“Masker ini memiliki kemampuan yang lebih kuat dibandingkan masker bedah. Sehingga selain mampu menahan cairan darah dan droplets, juga mampu menahan aerosol,” ungkapnya.

Masker N95 harus digunakan bagi tenaga kesehatan yang menangani pasien COVID-19, tenaga kesehatan yang melakukan tindakan bedah, penggunaan nebulizer, dan dokter gigi pada saat tindakan memungkinkan memicu keluarnya aerosol atau partikel air yang tertahan oleh partikel gas dan melayang di udara.

Sebagai perbandingan, berikut ini adalah kelebihan dan kekurangan antara masker bedah dengan masker N95:

Kelebihan Masker Bedah

1. Masker bedah harus memiliki efisiensi penyaringan sebesar 80 persen atau lebih tinggi.

2. Bisa digunakan tanpa batas waktu karena tidak ketat,

3. Terbuat dari kain yang disambungkan dengan tali

4. Penggunaannya cukup mudah.

Baca Juga:  Kalapas Sukamiskin: Belum Ada Napi Koruptor Terpapar Corona

Kekurangan Masker Bedah

1. Harus dibuang jika sudah lembap dan basah

2. Kebocorannya cukup besar karena hanya memiliki 3 lapisan.

Kelebihan Masker N95

1. Efektif melindungi dari paparan kontaminasi zat berbahaya,

2. Bisa digunakan berulang hingga 5 kali,

3. Berbentuk setengah bulat sehingga sangat rapat menutup wajah, hidung dan mulut, dan

4. Harganya cukup mahal.

Kekurangan Masker N95

1. Tidak bisa digunakan seharian karena bisa mengganggu proses pernapasan, dan

2. Bahannya tidak elastis.

Menggunakan masker untuk virus Corona efektif untuk mencegah penularan. Apa pun jenis maskernya, Anda harus mengerti cara pemakaian yang tepat. Selain itu, cuci tangan juga sama pentingnya dengan memakai masker. Pastikan selalu mencuci tangan setiap usai melakukan atau menyentuh sesuatu, terutama di tempat umum. (Red)