Tanjakan Emen Telan Korban, Ruwatan Jagat Digelar

JABARNEWS | SUBANG – Seringnya terjadi kecelakaan maut di kawasan Tanjakan Cicenang (Tanjakan Emen ) yang kini telah berganti nama jadi Tanjakan Aman, Subang, menimbulkan keprihatinan dari berbagai kalangan masyarakat, termasuk para seniman dan budayawan.

Tokoh seniman Subang, pimpinan Dangiang Linggar Manik yang merupakan binaan Lembaga Adat Karaton (LAK) Galuh Pakuan, Mang Ayi, menyebutkan, perlu ada harmonisasi antara alam semesta dengan manusia, agar tercipta hubungan yang seimbang dan tidak saling mengganggu.

Dalam hal ini, sebut Mang Ayi, Tanjakan Cicenang (Tanjakan Emen) sebagai sebuah kawasan kosmos (alam) milik Sang Pencipta, Allah SWT, tak hanya dihuni alam lahir, tapi juga alam halus, terutama para korban meninggal dunia.

“Sehingga, perlu dikomunikasikan antara yang lahir dengan yang batin agar terjadi hubungan harmonis dan tidak saling mengganggu, melalui ruwatan do’a. Istilahnya tawassul kepada para arwah korban, juga para leluhur,” kata Mang Ayi, Selasa (13/3/2018)

Baca Juga:  KBB dan Tasikmalaya Masuk Zona Merah, Ridwan Kamil: Wisata Akan Ditutup

Selaku seniman, pihaknya mengaku prihatin atas terjadinya kecelakaan berkali-kali yang menimbulkan korban jiwa di kawasan Tanjakan Cicenang.

Sebagai wujud keprihatinan para seniman dan budayawan, pihaknya berencana mengadakan kegiatan Ruwatan Jagat di lokasi tanjakan maut tersebut.

Ruwatan yang rencananya akan digelar Sabtu (17/3/2018) malam, sekitar pukul 19.30 WIB ini, bersifat terbuka untuk para seniman, budayawan, para tokoh adat maupun tokoh agama, serta kyai dan ulama dari Subang maupun luar Subang.

Ruwatan ini akan diisi sejumlah kegiatan, seperti doa/tawassul bersama, rajah pantun, dan manakiban.

Baca Juga:  Mbah Mijan Ingatkan Jangan Dulu Pergi ke Pantai, Ini Sebabnya

“Kegiatan ini sifatnya juang bakti kami selaku seniman dan budayawan, yang berangkat dari keikhlasan dan keprihatinan terhadap para korban seringnya kecelakaan,” tuturnya.

Ruwatan Jagat ini merupakan sebuah ikhtiar yang diharapkan bisa menumbuhkan aura positif di lokasi rawan kecelakaan tersebut.

“Ruwatan ini sekadar ikhtiar, istilahnya syareat. Mudah-mudahan peristiwa serupa tidak terus terulang. Intinya kita doa bersama, tawassul, mendoakan agar mereka (para korban) yang meninggalkan kita diberikan keselamatan, dan kita semua, termasuk keluarga korban, yang ditinggalkan juga diberikan keselamatan oleh Allah SWT. Jadi, ruwatan ini sekaligus sebagai upaya ‘ngarumat ngamumule/menghormati ‘ngarawat’ (merawat) dan ‘ngaruwat’ (mendoakan), sehingga diharapkan tercipta keselamatan untuk semua,” ungkapnya.

Sementara itu, Ketua LAK Galuh Pakuan yang juga pembina Dangiang Linggar Manik, Rahyang Evi Silviadi, mengatakan, kegiatan Ruwatan Jagat di Tanjakan Emen ini, mengandung banyak pesan moral. Intinya sebagai upaya mengingatkan masyarakat terhadap peristiwa yang terjadi di kawasan itu.

Baca Juga:  Badminton Tournament Camat Wanayasa Cup

“Agar masyarakat selalu mengenang peristiwa itu, yang pada akhirnya menumbuhkan kesadaran untuk berhati-hati saat melintas berkendara di kawasan tersebut. Kita juga berharap, kegiatan seperti ini digelar rutin setiap tahun, sebagai upaya mengingatkan terus kepada masyarakat,” imbuhnya.

Sebelumnya diberitakan, dalam kurun sebulan terakhir, telah terjadi sedikitnya dua peristiwa kecelakaan besar yang menimbulkan banyak korban di kawasan Tanjakan ini, yakni kecelakaan bus yang menewaskan 27 penumpang dan kecelakaan minibus travel yang menyebabkan 16 orang menderita luka. (Mar)

Jabarnews | Berita Jawa Barat