Teror Bom Indramayu, Pelaku Diduga Terkait Jaringan Ansarut Daulah

JABARNEWS | INDRAMAYU – Kasus bom panci Indramayu menunjukkan bahwa para teroris masih terus mengintai, siap meledakkan bom maut. Begini kronologis peristiwa Minggu (15/7) dini hari itu.

Sepeda motor matic itu datang dari arah Bunderan Mangga ke Bunderan Kijang. Tampak melaju pelan melewati Mapolres Indramayu. Suasana sepi. Tak banyak aktivitas. Minggu (15/7/2018) dini hari, sekitar pukul 02.35 WIB.

Meski suasana tampak tenang, Galuh Rosita (26) dan Nurhasanah (26) justru tak tenang. Seperti mengincar sesuatu. Pasangan suami istri (pasutri) itu terus berputar di sekitar Mapolres Indramayu. Sesekali melihat ke arah markas polisi itu.

Gerak-gerik Galuh dan istrinya bikin Aipda Dudi Jauhari curiga. Sebagai komandan regu jaga di pos penjagaan Mapolres Indramayu, dia bertanggung jawab penuh malam itu. Seperti sudah firasat, ada sesuatu yang tak beres. Dudi pun bergegas menutup pintu pagar Mapolres Indramayu.

Baca Juga:  Terduga Teroris Jaringan ISIS Diringkus Densus 88 di Bogor

Dan, peristiwa itu terjadi juga. Galuh dan Nurhasanah tiba-tiba mematikan lampu motor. Tapi posisi mesin motor tetap dinyalakan. Tak disangka, keduanya melaju cepat dan menerobos masuk ke Mapolres Indramayu sekaligus mengejar anggota yang bertugas.

Tapi petugas tak kalah sigap. Langsung meladeni aksi Galuh dan Nurhasanah. Mereka mencoba mengepung dua terduga teroris itu.

Tembakan pun dilayangkan. Sebanyak 11 kali. Galuh dan Nurhasanah yang terdesak, mencoba kabur. Tapi tiba-tiba berbalik arah, lalu membuang satu buah panci ke arah pos penjagaan. Beruntung alat yang diduga bom itu tak meledak.

Baca Juga:  Ini Penyebab Bus Pariwisata di Pelabuhanratu Sukabumi Dihentikan

Galuh dan Nurhasanah sendiri kabur ke arah Bunderan Mangga. Pengejaran terus dilakukan. Galuh diketahui tertembus timah panas polisi di bagian dada hingga menembus punggung.

Hingga Minggu (15/7/2018) malam, sekitar pukul 22.00, ia masih menjalani perawatan di RS Bhayangkara Losarang Indramayu. Nurhasanah juga berhasil ditangkap.

Kapolda Jawa Barat Irjen, Agung Budi Maryoto, mengakui pihaknya meringkus Galuh dan Nurhasanah. Dengan demikian, total ada tujuh terduga teroris yang ditangkap di Indramayu. Selain pasutri itu, ada juga Rosyadi, Ahmad Syafei, Imam Baehaqi, Munawar, dan Mukadi.

“Semua diduga terkait Jaringan Ansarut Daulah (JAD) Haurgeulis, Indramayu,” terang Agung, di Mapolres Indramayu.

Untuk beberapa daerah di Jawa Barat, lanjut kapolda, pihaknya menangkap 25 orang. Lima di antaranya tewas ditembak. “Untuk yang Indramayu, pelaku G (Galuh) yang menyerang Mapolres Indramayu terluka dan kini masih menjalani perawatan di RS Bhayangkara Losarang. Rencananya dibawa ke Jakarta,” kata Agung.

Baca Juga:  Era New Normal, Hati-hati Tiga Lokasi Ini

Kapolda menegaskan, Galuh dan Nurhasanah akan melakukan penyerangan dengan sasaran anggota polisi yang ada di Mapolres Indramayu. Namun bom low explosive yang dirangkai di dalam panci itu tidak sempat meledak.

Dari hasil pemeriksaan, dalam panci tersebut berisi mesiu dan black powder.

“Untuk pelaku N (Nurhasanah) kini masih dimintai keterangan untuk ditelusuri sejauh mana keterlibatannya dalam aksi teror tersebut. Semuanya juga masih terduga dan akan dimintai keterangan,” terangnya. (Des)

Jabarnews | Berita Jawa Barat